6 Platform Toko Online Paling Banyak Diakses di Indonesia

7-tips-belanja-hemat-di-Shopee-tanpa-kuras-dompet!!

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis laporan terbaru bertajuk Survei Penetrasi Internet dan Perilaku Pengugnaan Internet 2025″.

Survei ini melibatkan sekitar 8.700 responden di 38 provinsi di Tanah Air. Laporan itu turut mengungkap enam toko online atau marketplace terbesar di Indonesia, dimana Shopee dan TikTok Shop menjadi dua platform yang paling mendominasi.

Read More

Sebanyak 53,22 persen pengguna internet Indonesia mengakses Shopee, naik dari tahun sebelumnya (41,65 persen).

TikTok Shop, yang di Indonesia rebranding menjadi Shop Tokopedia, diakses 27,37 persen pengguna internet, naik dari angka 12,20 persen tahun 2024.

Baca juga: TikTok Shop Resmi Berubah Nama Jadi Shop Tokopedia

Kemudian, Tokopedia dan Lazada yang berada di urutan ketiga dan keempat berturut-turut, memiliki selisih persentase yang sangat tipis.

Tokopedia diakses 9,57 persen pengguna, naik tipis dari tahun lalu sebesar 9,40 persen.

Kemudian Lazada diakses 9,09 persen masyarakat Indonesia, turun dari angka 17,54 persen tahun lalu. Dua urutan terbawah lainnya adalah Blibli (0,29 persen) dan Facebook Marketplace (0,25 persen).

Berikut enam marketplace teratas yang banyak diakses pengguna internet di Indonesia tahun 2025, berdasarkan laporan terbaru APJII.

Enam toko online teratas di Indonesia

1. Shopee: 53,22 persen

7-tips-belanja-hemat-di-Shopee-tanpa-kuras-dompet!!

2. TikTok Shop: 27,37 persen

Kenapa Komentar Menjadi Biru di TikTok? Begini Cara Kerjanya

3. Tokopedia: 9,57 persen

Tips Mengatur Keuangan Ala Tokopedia

4. Lazada: 9,09 persen

5. Blibli: 0,29 persen

Fitur Terbaru Virtual Try On Kini Sudah Tersedia Di Blibli

6. Facebook Marketplace: 0,25 persen

Laki-laki dan perempuan cenderung akses Shopee

Selain menjadi marketplace yang paling sering diakses di Indonesia, Shopee juga menjadi platform belanja online yang digunakan lintas demografi.

Dari total responden laki-laki yang disurvei APJII, 54,03 persen memilih Shopee ketika mereka ingin belanja daring. Begitu pula responden perempuan, di mana 52,39 memilih Shopee untuk online shopping.

Di bawah Shopee, pengguna laki-laki dan perempuan kompak memilih TikTok Shop menjadi marketplace andalan, diikuti dengan Tokopedia.

Besarannya adalah 23,50 persen dan 31,05 persen untuk laki-laki dan perempuan di TikTok Shop, serta 11,60 persen dan 7,65 persen untuk laki-laki dan perempuan di Tokopedia.

Dominan di berbagai generasi

Shopee juga dominan diakses oleh responden berbagai generasi, mulai dari Gen Z (kelahiran 1997-2012), Milenial (kelahiran 1981-1996), Gen X (kelahiran 1965-1980), Baby Boomer (kelahiran 1946-1964), dan Pre Boomer (kelahiran sebelum 1945).

Shopee dipilih sebagai platform belanja “jagoan” para Gen Z (52,97 persen), Milenial (52,85 persen), Gen X (54,24 persen), Baby Boomers (55,25 persen), dan Pre Boomers (100 persen).

Kemudian, APJII juga menelusuri intensitas masyarakat Indonesia bertransaksi secara daring. Mayoritas responsen, sekitar 30,34 persen, mengaku melakukan transaksi secara online beberapa kali dalam sebulan.

Sebanyak 63,35 persen responden juga mengaku bahwa mereka mengeluarkan biaya sekitar Rp 100.000 – Rp 500.000 setiap bulan untuk bertransaksi online.

Kemudian sekitar 73,70 persen responden memilih untuk menyelesaikan transaksi online secara “Cash on Delivery” (COD) alias bayar di tempat, bukan membayar lewat transfer bank, cicilan, kartu kredit, dan lain sebagainya.

Nah, dalam berbelanja online, sebagian besar responden APJII (43,74 persen) mengatakan mereka membeli perlengkapan pakaian dan aksesoris.

Alasan belanja online: lebih murah

Sebagian besar responden juga mengaku mereka memilih belanja daring karena harga produk yang ditawarkan lebih murah (30,06 persen) dan ada promo atau diskon pengiriman (29,05 persen).

Kendati lebih banyak yang melakukan transaksi online, APJII juga melihat masih ada orang yang tidak suka metode belanja seperti ini.

Alasan utamanya, yang berasal dari 38,72 persen responden, adalah karena belanja di toko fisik lebih nyaman.

Jumlah responden yang mengaku lebih nyaman berbelanja di toko fisik ini lebih rendah dari angka 2024 lalu yang berkisar 53,97 persen.

Adapun survei ini melibatkan masyarakat yang minimal berusia 13 tahun dan dilakukan pada periode 10 April – 16 Juli 2025.

Selain perilaku pengguna terhadap marketplace di Indonesia, survei ini juga mencatat angka pengguna internet Indonesia, data mengenai pelanggan seluler, perilaku mengenai transaksi digital dan konten kecerdasan buatan (AI), dan masih banyak lagi.

Related posts