AI Browser Rentan Serangan Phishing dan Situs Palsu

peta persaingan browser 2024

AI Browser kini jadi sorotan karena terbukti masih rentan terhadap serangan phishing dan situs palsu. Studi terbaru memperlihatkan teknologi ini bisa dengan mudah tertipu dan bahkan menyerahkan data sensitif pengguna tanpa peringatan.

Baca Juga : OpenAI Disebut bakal Luncurkan Browser Berbasis AI, Siap Lawan Google Chrome!

Read More

Studi Guardio Ungkap Kelemahan AI Browser

Perusahaan keamanan siber Guardio merilis laporan berjudul “Scamlexity” yang menunjukkan betapa rapuhnya kecerdasan Browser dalam menghadapi penipuan online.

Dalam pengujian terhadap Comet AI—peramban buatan Perplexity—sistem terbukti gagal mengenali skema penipuan klasik hingga modern. Bahkan, AI ini justru memproses instruksi berbahaya meski tanda-tanda phishing terlihat jelas.

Temuan tersebut memperlihatkan bahwa AI Browser, alih-alih menjadi pelindung, justru bisa menjadi jalan masuk bagi penjahat siber.

AI Browser Mudah Tertipu Situs Palsu

Dalam uji coba, Guardio membuat situs palsu menyerupai Walmart. Ketika diminta membeli Apple Watch, Comet AI tetap melanjutkan transaksi dan menyerahkan detail pembayaran tanpa tanda bahaya.

Pada skenario lain, email phishing yang seolah dikirim dari Wells Fargo berhasil menipu Comet AI. Sistem membuka tautan berbahaya dan otomatis memasukkan username serta password ke situs palsu.

Lebih parah lagi, kecerdasan Browser ini juga menuruti instruksi tersembunyi di halaman phishing yang memintanya mengunduh file berpotensi berbahaya.

Risiko Besar bagi Pengguna AI Browser

Temuan Guardio memperingatkan bahwa kecerdasan Browser ini tidak hanya gagal mengenali penipuan baru, tetapi juga rentan pada trik lama yang umumnya bisa dihindari manusia.

Sifat AI yang selalu patuh terhadap perintah membuatnya tidak bisa berfungsi sebagai pengaman tambahan. Risiko ini makin berbahaya bila AI digunakan untuk transaksi keuangan, belanja online, hingga pengelolaan email bisnis.

Jika tidak segera diperkuat dengan deteksi keamanan yang lebih canggih, AI Browser berpotensi menyebabkan kebocoran data pribadi, informasi perbankan, bahkan akses kerja.

Masa Depan Kecerdasan AI di Tengah Ancaman Siber

Fenomena ini muncul ketika perusahaan teknologi besar sedang berlomba mengembangkan agentic kecerdasan Browser. Microsoft menanamkan Copilot di Edge, OpenAI meluncurkan Operator, sementara Google menggarap Project Mariner.

Teknologi tersebut digadang-gadang bisa membantu berbagai aktivitas, mulai dari merencanakan perjalanan hingga membangun situs web. Namun tanpa lapisan keamanan yang kuat, inovasi ini justru bisa menjadi senjata makan tuan.

Guardio menegaskan, pengembangan AI ini harus mengutamakan sistem deteksi phishing dan keamanan data sebelum digunakan secara luas. Jika tidak, teknologi yang seharusnya membantu bisa berubah menjadi pintu masuk bagi scammer untuk beraksi di dunia maya.

Baca Juga : Dark AI, Teknologi Berbahaya yang Ancam Dunia Digital

Related posts