AI Indonesia: Pentingnya Data, Keamanan, dan Etika dalam Era Digital

Artificial Intelligence (AI) kini menjadi topik hangat di hampir semua industri, mulai dari perbankan, telekomunikasi, hingga manufaktur. Hampir setiap sektor berlomba memanfaatkan AI untuk meningkatkan daya saing. Namun, di balik potensi besar tersebut, ada dua hal yang tidak boleh dilupakan: data dan etika.

Perlindungan Data Jadi Isu Utama

Konferensi LeadX 2025 yang dihadiri lebih dari 500 peserta dari 100+ perusahaan lintas sektor ini juga menyoroti pentingnya perlindungan data pribadi dan data strategis perusahaan. Mulai dari catatan pelanggan hingga desain kapal atau pesawat terbang, semua itu adalah aset berharga yang wajib dijaga.
Salah satu isu menarik adalah soal hak cipta dalam data AI. Menurut Agus, AI sering kali mereferensi data yang sebenarnya tidak boleh digunakan sembarangan. “Apalagi dengan AI, kadang sistem mereferensi data yang sebenarnya memiliki hak cipta. Karena itu, pemerintah sudah mengatur agar data orang lain tidak digunakan sembarangan,” tegasnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak bisa asal jalan dalam mengembangkan AI. Ada regulasi seperti Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang wajib dipatuhi.

Read More

Baca Juga: Meta Hentikan Perekrutan Tenaga Ahli AI, Apa yang Terjadi?

Tiga Pilar Utama AI: Data, Keamanan, dan Etika

Direktur Intikom lainnya, Sudimin Mina, menyebutkan bahwa AI berdiri di atas tiga pilar utama:

  1. Data → bahan bakar utama bagi AI.
  2. Keamanan → memastikan data terlindungi dari pencurian atau penyalahgunaan.
  3. Etika → penggunaan data harus sesuai izin, transparan, dan tidak melanggar hak individu.
    “AI tanpa data tidak mungkin. Tetapi data itu harus diamankan dan dipakai secara etis. Misalnya, data pelanggan hanya bisa dipakai setelah mendapat izin sesuai Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi,” jelas Sudimin.

Baca Juga: 5 AI Terbaik untuk Excel 2025: Olah Data Jadi Cepat & Mudah

Related posts