Ekonom soroti peran teknologi dalam pembangunan infrastruktur logistik

Jakarta (ANTARA) – Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (Indef) Ariyo DP Irhamna menggarisbawahi peran teknologi seperti akal imitasi (AI) penting bagi pemerintah dalam membangun infrastruktur logistik, demi meningkatkan daya saing sektor logistik rantai pasok nasional.

23 September 2025 16:15 WIB

Read More
Ekonom soroti peran teknologi dalam pembangunan infrastruktur logistik
(Ilustrasi) Salah satu aktivitas di Terminal Petikemas (TPK) Bitung, Sulawesi Utara, diambil pada 7 Mei 2025. (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

“Pembangunan infrastruktur logistik yang terintegrasi memang tetap menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing nasional, namun pemerintah juga perlu melihat kehadiran AI yang memiliki potensi untuk mengakselerasi upaya tersebut,” kata Ariyo dalam keterangan bersama International Federation of Freight Forwarders Associations (FIATA) Asia Pasifik dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) di Jakarta, Selasa.

Lebih lanjut, Ariyo juga menekankan persiapan Perpres Penguatan Sektor Logistik perlu memperhatikan pembangunan infrastruktur logistik yang mampu mengungkit aktivitas ekonomi dan implementasi teknologi seperti AI pada proyek infrastruktur tersebut.

Baca Juga : Berita Teknologi

“Jika faktor AI diikutsertakan dalam Perpres tersebut, nantinya para pelaku industri juga mulai memberi perhatian untuk mulai dengan serius mengadopsi AI dalam operasional bisnis,” ujarnya.

Sementara itu, Chairperson FIATA Region Asia Pasifik sekaligus Ketua Dewan Pembina ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi menilai adopsi dan implementasi penggunaan AI pada sektor logistik rantai pasok wajib didukung dengan kolaborasi bersama antara pemerintah dan pelaku usaha logistik rantai pasok nasional.

“Para pelaku usaha sektor logistik kelas global sudah mengintegrasikan penggunaan AI dalam operasi usaha mereka, khususnya menjadikan proses bisnis mereka yang lebih cepat dan efisien,” kata Yukki.

“Hal ini menjadi indikasi bahwa peranan AI tidak terhindarkan bagi dunia usaha, dimana para pelaku usaha sektor logistik rantai pasok nasional juga harus mulai dengan serius membangun kapasitas operasionalnya,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan lembaga pemasaran dan riset global Gitnux, berbagai perusahaan global tahun ini memanfaatkan AI untuk operasional usaha mereka.

Laporan itu juga mencatat bahwa 60 persen perusahaan yang mengadopsi AI mengaku telah meningkatkan efisiensi operasional jasa pengiriman barang.

Yukki melanjutkan, dengan disrupsi dan tantangan perdagangan global pascapandemi COVID-19, intensitas geopolitik pada rute pelayaran strategis, dan perang tarif, sektor logistik rantai pasok global sangat rentan terhadap ketidakpastian.

Baca Juga : Peru ajak RI investasi di bidang logistik, infrastruktur di negaranya

Dalam konteks ini, ia menilai AI membantu para pelaku usaha dalam membaca lanskap saat ini demi keputusan bisnis yang lebih akurat.

“Saat ini merupakan momentum penting adopsi AI di sektor logistik rantai pasok agar terintegrasi pada tatanan perdagangan global pasca perang tarif. Akselerasi AI nantinya membantu sektor ini berkontribusi lebih tinggi pada target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden Prabowo Subianto,” imbuhnya.

Related posts