Bahaya Menyimpan Password di Browser yang Sering Diabaikan

Menyimpan password di browser memang terasa praktis. Sekali simpan, Anda tidak perlu repot mengingat atau mengetik ulang kata sandi setiap kali login ke situs favorit. Fitur ini membuat aktivitas digital jadi lebih cepat, apalagi bagi mereka yang mengakses banyak akun setiap hari.

Namun, di balik kepraktisan tersebut, ada sejumlah risiko keamanan yang tidak bisa dianggap sepele. Kebiasaan ini justru bisa membuka celah bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri data penting seperti akun media sosial, e-mail, hingga layanan perbankan.

Read More

Baca juga: 3 Cara Melihat Password Email di Laptop dengan Mudah dan Praktis

1.Celah Keamanan Browser

Browser adalah perangkat lunak yang kompleks dan selalu terhubung ke internet. Kondisi ini membuatnya menjadi target utama peretas. Jikaditemukan celah keamanan (vulnerability) yang belum ditutup, penjahat siber bisa mencuri semua data login yang tersimpan tanpa sepengetahuan Anda. Memang, pembaruan rutin dapat memperbaiki bug, tetapi selalu ada risiko celah baru yang belum terdeteksi.

2.Sinkronisasi Antar-Perangkat

Fitur sinkronisasi memudahkan Anda mengakses password dari berbagai perangkat. Sayangnya, jika salah satu perangkat diretas, hilang, atau dipinjam orang lain, seluruh data login di perangkat lain juga bisa ikut terancam.

3.Akses Fisik Perangkat

Risiko ini paling nyata dan sering diabaikan. Banyak browser tidak meminta verifikasi tambahan untuk melihat daftar password. Artinya, siapa saja yang memegang perangkat Anda dapat membuka dan menyalin semua username serta password hanya dengan beberapa klik.

4.Fitur Keamanan Terbatas

Pengelola password bawaan browser biasanya tidak memiliki lapisan keamanan setinggi aplikasi password manager khusus. Fitur penting seperti autentikasi dua faktor (2FA), enkripsi tingkat lanjut, atau deteksi kebocoran password sering kali tidak tersedia.

5.Risiko Layanan Pihak Ketiga

Sebagian browser menyimpan dan menyinkronkan data ke server pihak ketiga. Jika server tersebut diretas, kebocoran data bisa berskala besar. Kasus seperti ini sudah beberapa kali terjadi pada layanan besar, merugikan jutaan pengguna.

6.Phishing melalui Autofill

Fitur autofill memang memudahkan login, tetapi juga berisiko jika digunakan di situs palsu. Tanpa sadar, browser bisa mengisi username dan password Anda di halaman tiruan, sehingga pencuri data dapat langsung merekam informasi tersebut.

Baca juga: Apa Itu File Msgstore di WhatsApp dan Bolehkah Dihapus?

Kesimpulan
Menyimpan password di browser boleh saja, tetapi harus disertai langkah pengamanan tambahan. Pertimbangkan untuk menggunakan aplikasi password manager khusus yang memiliki fitur enkripsi kuat dan autentikasi ganda. Selain itu, tetap waspada saat mengakses situs, pastikan alamat URL benar, dan hindari login di perangkat yang digunakan bersama.

Related posts