BRIN Ungkap Rencana Siapkan Teknologi Carbon Netting Berbasis Nuklir

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berencana mengembangkan teknologi carbon netting berbasis akselerator nuklir. Carbon netting merupakan upaya untuk menyeimbangkan emisi karbon dengan menyerapnya kembali ke alam, sehingga mencapai kondisi netral karbon. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, karena kompleksitas proses pengadaan, instalasi alat tersebut ditunda dua tahun mendatang.

Namun, saat ini Indonesia telah memiliki perangkat carbon netting, meskipun hanya terbatas untuk pengujian karbon hingga usia 50.000 tahun.

Read More

Baca Juga: BRIN Nilai Jeda Pemilu Berpotensi Bentuk Konsolidasi Kekuasaan Lebih Ekstrem

Menurut Handoko, alat carbon netting berbasis nuklir ini memiliki nilai investasi yang sangat tinggi, mencapai hampir Rp 70 miliar. Selain itu, biaya operasionalnya juga tergolong besar, sehingga tidak dapat dipasang sembarangan.

Handoko juga menyampaikan bahwa sekitar 60 persen dari total anggaran riset di BRIN saat ini dimanfaatkan oleh kalangan perguruan tinggi yang melakukan penelitian di berbagai fasilitas BRIN. “Khusus untuk riset berbasis infrastruktur besar seperti nuklir, itu sudah pasti harus melalui BRIN. Karena pengelolaan dan keamanannya tidak bisa dilakukan sembarangan,” tegas dia.

Baca Juga: Kepala BRIN Jelaskan Status ASN yang Berdemo Menuntut Dirinya Dicopot

Related posts