BERITA TEKNOLOGI – Chatbot AI Bard yang diumumkan menjadi pesaing ChatGPT OpenAI, ternyata AI Bard itu membuat rugi lebih dari 100 miliar USD. Hal tersebut terjadi karena AI Bard salah ketika memberikan jawabannya didemo pertamanya.
Sehari sebelumnya, Google memposting GIF di Twitter yang menunjukkan kemampuan dari Bard yang dapat menjawab pertanyaan dari topik yang kompleks. Google memposting itu setelah Microsoft mengadakan acara live-demo dari Bing berbasis ChatGPT.
Chatbot AI Bard
AI Bard tersebut diminta memberi penjelasan soal penemuan James Webb Space Telescope (teleskop ruang angkasa) pada anak berusia 9 tahun. Kemudian, AI tersebut memberikan rangkuman dengan dua jawaban benar, akan tetapi Bard tersebut membuat kesalahan fatal dipoin terakhir. Dibagian itu Bard mengklaim bahwa James Web Space Telescope menjadi yang pertama mengambil gambar planet diluar tata surya kita.
Baca juga: HP Oppo Find N2 Flip Segera Rilis, Berikut Spesifikasinya
Baca juga: Google Bard AI – Chatbot Canggih Pesaing dari ChatGPT
Sebenarnya, pada 2004 Very Large Telescope dari European Southern Observatory yang pertama kali mengambil gambar planet diluar tata surya bumi. Dan hal tersebut, bahkan jauh sebelum James Webb Space Telescope tadi ditemukan yaitu ditahun 2021.
Dimedia sosial kesalahan tersebut mungkin hanya menjadi bahan candaan dan meme. Namun saat kabar itu ramai, harga saham dari Alphabet, yaitu induk perusahaan Google dilaporkan menurun sampai 8%. Dan persentase itu mempunyai nilai valuasi pasar lebih dari 100 miliar dolar AS atau sekitar Rp1,5 triliun.
Perilisan Bard Dianggap Terburu-buru
AI Bard ini diyakini, bahwa sebenarnya belum siap untuk rilis. Dikabarkan juga, bahwa para pegawai Google pun kesal karena CEO mereka, yaitu Sundar Pichai, mendesak supaya segera merilisnya. Bagaimana tidak, Google sendiri tampaknya sangat khawatir jika dunia AI akan dikuasai oleh OpenAI apabila mereka tidak segera memberikan respon.
Namun, terlepas dari kesalahan fatal tersebut yang membuat Google merugi hingga miliaran dolar AS tersebut. Sebenarnya ChatGPT pun sama saja, kadang-kadang masih memberi informasi yang tidak akurat. Yah, mengingat AI itu hanya mengambil informasi dari jagat internet yang kemudian diolah. Pastinya, mau itu Google araupun OpenAI akan terus meningkatkan teknologi AI mereka seiring dengan berjalannya waktu. Dan termasuk mengenai verifikasi data yang digunakan.