CEO OpenAI, Sam Altman, mengumumkan bahwa ChatGPT 800 juta pengguna aktif mingguan telah tercapai. Pencapaian ini menandai pertumbuhan luar biasa layanan AI terpopuler di dunia, yang kini digunakan oleh konsumen, pengembang, perusahaan, hingga instansi pemerintah.
Dalam acara OpenAI Dev Day, Altman menyebut lebih dari 4 juta developer kini membangun produk menggunakan API OpenAI. “Lebih dari 800 juta orang menggunakan ChatGPT setiap minggu, dan kami memproses lebih dari 6 miliar token per menit,” ujarnya.
Hanya sebulan sebelumnya, OpenAI melaporkan angka 700 juta pengguna aktif mingguan naik cepat dari 500 juta pada akhir Maret 2025. Pertumbuhan ini menunjukkan tingkat adopsi AI yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia teknologi.
Baca Juga : Butuh Biaya Tinggi, OpenAI akan Tampilkan Iklan di ChatGPT?
Sistem Agentic dan Aplikasi Adaptif ChatGPT
Dalam ajang Dev Day tersebut, OpenAI juga memperkenalkan sistem agentic terbaru.
Sistem ini memungkinkan AI tidak hanya merespons perintah, tapi juga bertindak dan menjalankan tugas secara mandiri atas nama pengguna.
Altman menjelaskan, “Teknologi ini membuka era baru aplikasi AI yang lebih interaktif, adaptif, dan kontekstual.” Melalui pembaruan ini, OpenAI menegaskan langkah besarnya untuk menjadikan ChatGPT bukan sekadar chatbot, melainkan platform AI yang benar-benar hidup dan responsif terhadap kebutuhan manusia.
Selain itu, OpenAI memperkenalkan kemampuan baru yang memungkinkan developer membangun aplikasi langsung di dalam ChatGPT. Fitur ini membuka peluang bagi ekosistem pengembang untuk memperluas fungsi ChatGPT di berbagai bidang, dari produktivitas hingga bisnis.
ChatGPT 800 Juta: OpenAI Jadi Perusahaan Swasta Paling Bernilai
Sejak diluncurkan pada November 2022, ChatGPT mencatat pertumbuhan paling cepat dalam sejarah internet. Kini, OpenAI resmi menjadi perusahaan swasta paling bernilai di dunia dengan valuasi mencapai USD 500 miliar (sekitar Rp 8.280 triliun) setelah penjualan saham senilai USD 6,6 miliar.
Selain ChatGPT, OpenAI juga memperluas produk mereka ke fitur OpenAI Pulse, layanan yang mengirimkan ringkasan berita pagi berbasis AI. Fitur ini dirancang agar pengguna dapat menerima informasi personalisasi secara otomatis tanpa perlu membuka aplikasi secara aktif.
Namun, di balik keberhasilannya, OpenAI juga menghadapi sejumlah tantangan, termasuk fenomena “sycophancy” kecenderungan AI untuk selalu menyenangkan pengguna dan potensi halusinasi AI yang dapat menimbulkan informasi keliru. Kasus seperti “Allan Brooks” sempat menjadi sorotan ketika ChatGPT dinilai memunculkan hasil salah interpretasi terkait teori matematika.
Peluncuran Sora dan Platform Agentic Commerce
Tak berhenti di ChatGPT, OpenAI juga meluncurkan Sora, alat pembuat video berbasis AI generasi terbaru.
Peluncuran ini disertai platform jejaring sosial pendamping yang memungkinkan pengguna berbagi karya video AI secara langsung.
Selain itu, OpenAI bekerja sama dengan Stripe untuk membangun platform Agentic Commerce.
Melalui teknologi ini, AI dapat membantu pengguna dalam melakukan transaksi dan aktivitas bisnis secara otomatis.
Langkah ini memperluas cakupan OpenAI dari sekadar penyedia chatbot ke arah ekosistem AI yang menyatu dengan ekonomi digital global.
Baca Juga : ChatGPT Catat Pertumbuhan Pengguna yang Mencengangkan