China Luncurkan Satelit Tandingan Starlink- Shanghai Spacecom Satellite Technology (SSST), perusahaan BUMN China, segera meluncurkan gelombang pertama satelit yang bakal jadi konstelasi raksasa yang dirancang untuk menyaingi jaringan internet global Starlink milik perusahaan AS, SpaceX.
Peluncuran ini, menurut laporan surat kabar yang disponsori negara, China Securities Journal, Senin (5/8), akan menandai langkah penting dalam tujuan strategis Beijing untuk menciptakan Starlink versi sendiri.
Peneliti China di Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) selama dua tahun terakhir telah mempelajari penyebaran Starlink dalam perang di Ukraina. Mereka berulang kali memperingatkan tentang risiko yang ditimbulkan konstelasi ini bagi China, jika negara itu terlibat dalam konflik militer dengan Amerika Serikat.
Starlink sendiri merupakan konstelasi pita lebar komersial yang masih terus bertambah yang kini memiliki sekitar 5.500 satelit di luar angkasa, tepatnya di orbit rendah Bumi (LEO) dan digunakan oleh konsumen, perusahaan, dan lembaga pemerintah.
Persaingan untuk menduduki orbit Bumi yang lebih rendah juga memiliki implikasi militer, dengan potensi untuk memengaruhi keseimbangan kekuatan antara negara-negara yang bertikai.
Satelit LEO biasanya beroperasi pada ketinggian 300 km hingga 2.000 km di atas permukaan Bumi. Keuntungannya adalah karena lebih murah dan menyediakan transmisi yang lebih efisien daripada satelit di orbit yang lebih tinggi.Starlink, yang dioperasikan oleh miliarder Elon Musk, sejauh ini memiliki puluhan ribu pengguna di Amerika Serikat dan berencana untuk menambahkan puluhan ribu satelit lagi ke sistemnya, yang merupakan yang terbesar dari jenisnya.
China luncurkan satelit tandingan ini menandai babak baru dalam persaingan teknologi luar angkasa antara China dan Amerika Serikat. Persaingan ini tidak hanya memiliki implikasi komersial, tetapi juga implikasi militer dan geopolitik yang signifikan.
Baca Juga :https://www.beritateknologi.co.id/strategi-keamanan-data-era-digital/