
Ancaman data pemerintah bocor di dark web semakin serius di Indonesia.
Menurut laporan terbaru Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), lebih dari 56 juta data terekspos sepanjang tahun 2024.
Mayoritas kebocoran tersebut berasal dari sektor administrasi pemerintahan sebesar 58,34 persen, disusul sektor lain (30,14%), keuangan (3,58%), dan TIK (2,73%).
Menjawab situasi ini, PT Prosperita Sistem Indonesia (PSI) meluncurkan CSIRTradar, platform Cyber Threat Intelligence yang dirancang untuk mendeteksi ancaman siber lebih awal sebelum menimbulkan kerugian besar.
“CSIRTradar hadir untuk memenuhi kebutuhan krusial keamanan siber nasional,” ujar Yudhi Kukuh, founder CSIRTradar, dalam konferensi pers virtual, Kamis (9/10/2025).
Ia menjelaskan bahwa platform ini memberdayakan Tim Computer Security Incident Response Team (CSIRT) agar dapat memantau aktivitas dark web secara proaktif dan mendeteksi kerentanan siber lebih cepat.
Baca Juga : Google Bantah 2,5 Miliar Akun Gmail Diretas, Tapi Tetap Imbau Pengguna Update Password
Data Pemerintah Bocor dan Dominasi Kebocoran Nasional
Laporan BSSN menegaskan bahwa data pemerintah bocor mendominasi seluruh insiden kebocoran di Indonesia. Sepanjang 2024, 56.128.160 data dari 461 entitas publik dan swasta dilaporkan terekspos di dark web.
Sektor pemerintahan menjadi target utama karena menyimpan volume data sensitif yang besar dan sering kali belum memiliki mekanisme deteksi yang kuat. Kondisi ini memperlihatkan urgensi penerapan sistem pemantauan keamanan digital yang berkelanjutan, terutama bagi lembaga publik yang menangani data warga negara.
CSIRTradar: Platform Deteksi Dini Kebocoran Data
CSIRTradar hadir sebagai solusi berbasis langganan dengan dua fitur utama: Dark Web Monitoring dan Vulnerability Alert. Keduanya dirancang untuk memberi peringatan dini terhadap kebocoran data dan celah keamanan yang bisa dimanfaatkan peretas.
Pada sisi Dark Web Monitoring, CSIRTradar beroperasi layaknya radar digital yang terus memindai pasar gelap internet dan forum rahasia. Platform ini mendeteksi kredensial login, data pribadi, atau aset digital perusahaan yang berpotensi bocor dan diperdagangkan.
Beberapa metode deteksi mencakup:
- Log infostealer dari malware pencuri data sensitif.
- Kebocoran kredensial email akibat serangan phishing.
- Kebocoran domain, company breach, dan aktivitas di darknet marketplace.
Sementara fitur Vulnerability Alert memberikan laporan real-time tentang celah keamanan terbaru yang terdaftar di Common Vulnerabilities and Exposures (CVE) dan Open Source Vulnerabilities (OSV).
Skor Risiko CVSS dan Prioritas Penanganan
CSIRTradar tidak hanya mengirimkan notifikasi, tetapi juga melampirkan skor risiko CVSS (Common Vulnerability Scoring System). Skor ini membantu perusahaan memprioritaskan penanganan celah keamanan berdasarkan tingkat urgensinya.
“Kami sudah melakukan klasifikasi sesuai kebutuhan pelanggan agar informasi yang diterima lebih relevan,” jelas Yudhi. Dengan pendekatan ini, CSIRTradar membantu tim keamanan perusahaan fokus pada ancaman yang paling kritis dan dapat segera ditangani.
Peran Strategis CSIRTradar dalam Keamanan Siber Nasional
Dalam era digital yang rentan terhadap eksploitasi siber, data pemerintah bocor menjadi ancaman serius yang berdampak luas terhadap kepercayaan publik. CSIRTradar menjadi solusi strategis bagi organisasi dan lembaga pemerintah yang ingin membangun sistem deteksi dan pencegahan yang tangguh.
Dengan kombinasi pemantauan dark web dan peringatan kerentanan siber, platform ini memungkinkan organisasi untuk beralih dari respons reaktif ke langkah preventif.
Langkah ini penting untuk menjaga keamanan data, melindungi reputasi, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi privasi di Indonesia.Baca Juga : Password laptop berfungsi melindungi data pribadi dan mencegah akses tanpa izin.