Elon Musk Sentil CEO Microsoft Soal Karyawan Blizzard

Elon Musk sentil CEO Microsoft, Satya Nadella, secara terbuka lewat platform X. Ia menuntut penjelasan atas perilaku karyawan Blizzard yang mengkritik mendiang aktivis sayap kanan, Charlie Kirk. Insiden ini menyorot dinamika kebebasan berpendapat di media sosial dan menimbulkan reaksi dari Microsoft.

Elon Musk Tuding Google Blokir Trump di Pencarian

Baca Juga : Elon Musk Turun Takhta, Larry Ellison Jadi Orang Terkaya di Dunia

Read More

Awal Mula Elon Musk Sentil Microsoft

Aksi Elon Musk bermula dari unggahan seorang mantan pengembang Blizzard, Mark Kern, di platform X. Dalam unggahannya, Kern membagikan tangkapan layar yang memperlihatkan sejumlah karyawan Blizzard diduga memberikan komentar negatif tentang Charlie Kirk.

Unggahan tersebut kemudian dikutip oleh Elon Musk, yang langsung menandai akun CEO Microsoft, Satya Nadella, dan bertanya, “Apa yang terjadi di sini, @satyanadella?” Musk menegaskan bahwa para pengembang tersebut adalah bagian dari Microsoft melalui akuisisi Activision Blizzard.

Langkah ini pun memicu sorotan publik terhadap Microsoft dan menimbulkan perdebatan luas di jagat media sosial.

Microsoft Tanggapi Sentilan Elon Musk

Microsoft akhirnya memberikan tanggapan resmi melalui akun @Microsoft di platform X. Dalam pernyataannya, Microsoft menyebut bahwa komentar yang mendukung kekerasan terhadap siapa pun bertentangan dengan nilai perusahaan.

“Masalah seperti ini kami tangani dengan sangat serius dan sedang ditinjau satu per satu,” tulis Microsoft dalam pernyataan tersebut.

Namun, menurut laporan dari The Verge, tangkapan layar yang beredar dalam utas itu tidak menunjukkan adanya perayaan atau dukungan terhadap penembakan Charlie Kirk. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang apakah reaksi Musk dan pihak lain terlalu berlebihan atau berdasar pada konteks yang tidak utuh.

Sampai artikel ini ditulis, Satya Nadella belum memberikan komentar langsung.

Tekanan Politik dan Gerakan Sensor di Media Sosial

Aksi Musk tidak berdiri sendiri. Di sisi lain, muncul tekanan dari kalangan politikus sayap kanan AS. Anggota Kongres dari Partai Republik, Clay Higgins, menyatakan akan menggunakan otoritas kongres untuk menindak tegas siapa pun yang dianggap meremehkan kematian Charlie Kirk.

Pernyataan Higgins menunjukkan adanya upaya sistematis untuk membatasi pandangan yang dianggap “tidak pantas” di platform teknologi besar.

Dalam konteks ini, tindakan Elon Musk bisa dilihat sebagai bagian dari tekanan sosial dan politik yang lebih luas terhadap perusahaan teknologi, termasuk Microsoft.

Musk dan Kebebasan Berpendapat di Platform X

Sebagai pemilik platform X, Elon Musk kerap menegaskan komitmennya terhadap kebebasan berekspresi. Namun, langkahnya dalam kasus ini justru memperlihatkan paradoks: di satu sisi ia menolak sensor, namun di sisi lain menekan pihak lain untuk menindak konten tertentu.

Ini memunculkan perdebatan tentang batasan kebebasan berbicara dan sejauh mana pemilik platform teknologi berhak ikut campur dalam percakapan publik, khususnya yang melibatkan isu sensitif seperti kematian figur publik dan respons karyawan terhadapnya.

Baca Juga : Grok 2.5 Sumber Terbuka: Elon Musk Bocorkan Rencana Grok 3

Related posts