
Google resmi mengumumkan pembangunan pusat nuklir Google pertama di Oak Ridge, Tennessee, bersama startup energi Kairos Power. Langkah bersejarah ini menjadi bagian dari upaya besar untuk mendukung pasokan listrik data center yang terus meningkat di Amerika Serikat sekaligus memperkuat posisi Google dalam peta energi global.
Baca Juga : Canggih! AI Google Bongkar 20 Bug Keamanan di Ekosistem Open Source
Permintaan daya yang melonjak akibat layanan cloud dan kecerdasan buatan membuat Google mencari sumber energi stabil dan berkelanjutan. Reaktor Hermes 2 ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2030 dengan pasokan awal 50 MW listrik melalui kerja sama dengan Tennessee Valley Authority (TVA). Teknologi ini dipandang sebagai solusi jangka panjang dalam menghadapi krisis energi global.
Peran TVA dalam Pusat Nuklir Google
CEO TVA, Don Moul, menegaskan pentingnya energi nuklir untuk masa depan keamanan energi global. Menurutnya, keterlibatan Google membantu mempercepat adopsi teknologi Small Modular Reactor (SMR) sekaligus mengurangi beban biaya pelanggan.
Proyek ini juga dinilai menjadi langkah strategis dalam memastikan pasokan daya stabil bagi pusat data Google di tengah meningkatnya konsumsi listrik dari sektor digital.
Kesepakatan Google dan Kairos Power
Kerja sama Google dengan Kairos Power pertama kali diumumkan pada 2024. Jika berjalan sesuai target, total kapasitas listrik yang tersedia dari SMR ini akan mencapai 500 MW pada 2035.
Walau detail kontrak tidak dipublikasikan, para pengamat menilai inisiatif ini dapat menjadi model bagi perusahaan teknologi lain dalam memanfaatkan energi nuklir sebagai alternatif dari energi fosil maupun terbarukan.
Dampak Pusat Nuklir Google untuk Industri Teknologi
Pembangunan pusat nuklir Google menandai era baru bagaimana perusahaan teknologi besar mengamankan kebutuhan energi. Data center yang menopang layanan pencarian, cloud, dan AI membutuhkan listrik konsisten dan ramah lingkungan.
Jika sukses, proyek Oak Ridge bisa menjadi contoh global dalam penerapan energi nuklir modern untuk industri teknologi, sekaligus mempercepat transisi menuju energi bersih.
Baca Juga : Google Search Kini Mungkinkan Pengguna Pilih Sumber Berita Favorit