Hacker Ransomware Serang Universitas Ternama Israel!

Hacker Ransomware
Hacker Ransomware

BERITA TEKNOLOGI – Hacker ransomware yang merupakan kelompok baru bernama ‘DarkBit’ menyerang Technion atau Institut Teknologi Israel. Dan universitas tersebut merupakan salah satu universitas riset terkemuka dinegara itu.

Pelaku serangan tersebut, yaitu Darkbit menyampaikan pesan protes soal PHK diindustri teknologi. Selain itu, kelompok serangan tersebut juga mempromosikan retorika anti-Israel dan menuntut uang tebusan US$ 1,7 juta.

Read More

Hacker Ransomware

Kini, institusi akademik itu sedang melakukan aktivitas tanggap insiden untuk menentukan ruang lingkup serta penyebab dari serangan tersebut.

“Technion berada di bawah serangan dunia maya. Cakupan dan sifat serangan itu sedang diselidiki.” Ujar perwakilan universitas, dikutip dari Bleeping Computer.

Untuk membuka dekripsi, ada permintaan tebusan dari grup ransomware ‘DarkBit’ yang baru ditinggalkan disistem universitas. Dalam permintaan tersebut penyerang meminta 80 Bitcoin atau sekitar US$ 1.745.200. Dan kemungkinan serangan itu terjadi pada 12 Februari 2023. Tapi, walaupun sistem online universitas Israel mungkin terpengaruh, hal demikian tidak menghentikan operasional kampus seperti biasanya. Mengenai aktivitas kampus memang akan berjalan seperti biasa, namun universitas akan menunda ujian.

Baca juga: Fitur Audio Spasial Netflix, dihadirkan untuk Pelanggan Premium

Baca juga: Transfer Uang ke Luar Negeri? Pakai Topremit aja!

Namun, walau sistem komputasi teknis (termasuk Office 365, Zoom, dan Panopto) secara bertahap dipulihkan, respon insiden serangan hacker masih terus berlanjut.

Siapakah DarkBit?

Keberadaan dari kelompok ‘DarkBit’ sebelumnya memang tidak diketahui. Tapi, mereka memberikan sejumlah petunjuk soal tujuan mereka dicatatan tebusan, serta saluran Twitter dan Telegram.

Selain itu, motif dari kelompok tersebut juga sepertinya beragam. Mulai dari penggunaan tagar #HackForGood dibio Twitter, lalu pesan anti-Israel yang terlihat dicatatan tebusan, dan seruan soal PHK diindustri teknologi.

Diketahui, sepertinya DarkBit ingin membuat mereka membayar untuk “kejahatan perang terhadap kemanusiaan” serta “pemecatan ahli berketerampilan tinggi”, dan karena Israel menjadi “rezim apartheid”.

“Saran baik untuk perusahaan teknologi tinggi: Mulai sekarang, berhati-hatilah saat Anda memutuskan untuk memecat karyawan, khususnya yang geek.” Ujar DarkBit dalam sebuah tweet.

Untuk kata-katanya sendiri tergantung bagaimana seseorang dalam menafsirkannya, Tapi, serangan tersebut mungkin cara DarkBit untuk membalas dendam atas PHK yang mungkin berdampak pada anggotanya.

Komentar Analis

Pelaku ancaman sepertinya menyiratkan bahwa pemberhentian karyawan ahli tanpa ada uji tuntas bisa menimbulkan ancaman bagi postur keamanan organisasi.

Beberapa karyawan yang diberhentikan (dan tidak puas) bisa saja mengenal orang dalam yang memungkinkan mereka mendapat akses lebih mudah ke jaringan komputer organisasi walaupun telah di PHK.

“DarkBit telah berubah dari hacktivist, menjadi grup ransomware dan sekarang menjadi mantan karyawan yang tidak puas.” Kata analis keamanan siber Dominic Alvieri.

Apabila Technion tidak setuju untuk membayar, kelompok itu mengancam akan mengenakan penalti 30% diatas permintaan uang tebusan. Selain hal tersebut, Darkbit memberi peringatan bahwa akan menjual data yang dicuri setelah lima hari ke depan.

Related posts