Jakarta (ANTARA) – HashMicro, penyedia solusi ERP berbasis cloud di Asia Tenggara, mengembangkan Hashy, asisten virtual berbasis kecerdasan buatan atau artificial inteligent (AI) yang dirancang untuk menangani skenario bisnis yang kompleks.
Chief of Business Development HashMicro Lusiana Lu menyatakan Hashy terintegrasi langsung dengan sistem keuangan pengguna sehingga dapat membantu mereka menganalisis data secara real-time, mengirim tagihan ke pelanggan, menginformasikan vendor terkait pembayaran, dan pekerjaan administratif lainnya selesai hanya dalam hitungan detik.
Dengan kapabilitas otomatisasi hingga 90 persen, lanjut dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, untuk proses seperti penagihan dan rekonsiliasi mampu mengurangi beban kerja administratif yang selama ini menyita hingga 40 persen waktu tim keuangan.
“Proses-proses yang biasanya memakan waktu kini dapat diselesaikan dalam hitungan detik,” katanya.
Menurut dia, hal itu berdampak langsung pada kelancaran arus kas perusahaan, isu yang dialami hampir 50 persen pelaku usaha di Asia akibat keterlambatan pembayaran, yang masih terjadi pada 60-80 persen transaksi.
Baca Juga : Berita Teknologi
Dengan penagihan otomatis dan komunikasi yang lebih terstruktur, lanjutnya, Hashy membantu tim keuangan beralih dari sekadar memproses menjadi lebih strategis.
Selain itu, Lusiana menambahkan HashMicro juga mengintegrasikan “business intelligence” dan “analytics tools” untuk membantu perusahaan memahami data secara lebih mendalam.
Mulai dari pelaporan sederhana hingga analisis yang kompleks, hingga proyeksi permintaan secara real-time, untuk membantu pengambilan keputusan dilakukan dengan lebih akurat dan terinformasi.
“Kami percaya bahwa teknologi tidak akan menggantikan manusia, tapi akan membantu manusia bekerja lebih strategis. Lewat Hashy, kami ingin menciptakan efisiensi tanpa mengorbankan sisi humanis dari proses bisnis,” ujarnya.
Meski AI bekerja cepat dan efisien, Lusiana menegaskan peran manusia tetap krusial, teknologi bisa menyajikan data dalam hitungan detik, tapi hanya manusia yang dapat menafsirkan, mempertimbangkan dampaknya, dan mengambil keputusan strategis, kolaborasi keduanya adalah kekuatan utama.
Dengan pekerjaan manual yang diambil alih oleh AI, katanya, peran tim ikut bergeser ke arah yang lebih strategis. Mereka tak lagi hanya mencatat atau memproses, tapi lebih fokus pada analisis, perencanaan, dan kontribusi langsung terhadap kepentingan perusahaan.
Berita Terkait : Komdigi dukung Kepri tuntaskan blankspot dan investasi kawasan AI