HP Penuh File? Waspada Digital Hoarding

Cara Menyembunyikan Aplikasi di HP Xiaomi agar Tidak Diakses

Ribuan screenshot, dokumen lama, sampai pesan yang tak pernah dibuka Smartphone atau laptop Anda penuh sesak dengan ‘sampah’ digital? Hati-hati, kebiasaan menimbun file berlebihan ternyata bukan sekadar masalah ‘memori penuh’, tapi bisa jadi tanda-tanda gangguan mental yang disebut digital hoarding.

Di era digital, kita menghasilkan jejak data tak terhingga. Mulai dari foto liburan, dokumen pekerjaan, hingga notifikasi yang menumpuk. Bagi sebagian besar orang, ini hanyalah tumpukan data biasa. Namun, para ahli melihat ada konsekuensi serius di baliknya: stres, fokus terganggu, hingga produktivitas menurun.

Read More

Lantas, apa sebenarnya digital hoarding itu?

Apa Itu Digital Hoarding?’

Digital hoarding adalah kecenderungan kompulsif untuk menyimpan data digital dalam jumlah besar—seperti foto, email, e-book, atau dokumen—karena rasa takut akan kehilangan informasi tersebut di masa depan.

Menurut Dr. Emanuel Maidenberg, PhD, seorang profesor psikiatri di UCLA, digital hoarding adalah “versi baru dari tantangan psikologis lama.” Intinya, ini sama dengan menimbun barang fisik, hanya saja kini dilakukan di ruang digital.

Bedanya, teknologi membuat proses penyimpanan ini jadi lebih mudah dan hampir tanpa batas, sehingga perilaku menimbun pun jadi sulit dikendalikan.

Baca Juga: Apa Itu Brain Rot dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental?

Mengapa Kita Menimbun Data?

Inti dari perilaku ini adalah rasa takut (fobia) kehilangan informasi.

Orang yang mengalaminya akan merasa tidak nyaman atau cemas berlebihan jika mereka menghapus sebuah file, bahkan file yang sudah bertahun-tahun tidak pernah dibuka.

Menyimpan file seakan memberikan rasa lega sesaat, seperti gangguan kompulsif. Ironisnya, mereka jarang atau bahkan tidak pernah menggunakan kembali data yang sudah ditimbun tersebut.

Dampak Serius Digital Hoarding

Efek digital hoarding jauh lebih dalam daripada sekadar memori HP yang cepat penuh atau sulitnya mencari file. Dampak yang lebih merusak adalah pada kesehatan mental dan produktivitas Anda:

1. Stres dan Kecemasan: Timbunan data menciptakan kekacauan mental.

2. Produktivitas Menurun: Waktu berharga terbuang hanya untuk mengecek, mengorganisir, atau memastikan file tersimpan dengan aman, yang membuat pekerjaan penting jadi terbengkalai.

3. Fokus Terganggu: Pikiran sibuk mengkhawatirkan data, alih-alih fokus pada tugas saat ini.

    Cara Mengatasi Kebiasaan Menimbun Digital

    Dr. Maidenberg menegaskan bahwa kebiasaan ini bisa diatasi, meski perlu strategi bertahap:

    • Sadarilah Polanya: Langkah pertama adalah mengakui bahwa Anda punya kebiasaan menimbun yang tidak sehat.

    • Buat Rencana Kecil: Mulailah dari langkah sederhana, misalnya hanya menghapus 5 screenshot yang tidak penting setiap hari. Konsistensi lebih penting daripada kuantitas.

    • Cari Bantuan Profesional: Jika perilaku menimbun ini sudah menyebabkan tekanan berat atau mengganggu aktivitas sehari-hari Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.

    Pesan utamanya: Ruang digital Anda juga perlu dirapikan layaknya kamar. Dengan mengelola file secara rutin, Anda tidak hanya menjaga kapasitas perangkat, tetapi juga kesehatan mental dan ketenangan pikiran Anda.

    Baca Juga: Apa Itu Doxxing? Ancaman Digital yang Bisa Mengintai Siapa Saja

    Related posts