Bandung, Jawa Barat (ANTARA) – Pengawas Alat dan Mesin Pertanian Madya Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan) Kementerian Pertanian (Kementan), Harsono menyampaikan, adopsi teknologi di sektor pertanian terbukti meningkatkan produktivitas 30 hingga 50 persen.

Pengawas Alat dan Mesin Pertanian Madya Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Mekanisasi Pertanian (BRMP Mektan) Kementerian Pertanian (Kementan) Harsono dalam Focus Group Discussion (FGD) Industrial Research and Development Sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian di Bandung, Selasa (12/8/2025). (ANTARA/Muzdaffar Fauzan
Menurut dia, alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang modern merupakan kunci utama untuk melakukan transformasi di sektor pertanian, sekaligus mewujudkan ketahanan pangan.
“Jika seluruh pemangku kepentingan bersinergi, maka visi pertanian Indonesia yang efisien, produktif, dan berdaya saing global dapat terwujud,” kata Harsono dalam Focus Group Discussion (FGD) Industrial Research and Development Sektor Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian di Bandung, Selasa.
Ia menyampaikan, strategi percepatan modernisasi harus memanfaatkan teknologi untuk berbagai komoditas, mulai dari padi, jagung, kedelai, tebu, hingga hortikultura.
Selain itu, diperlukan pula dukungan kebijakan yang tepat agar Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Baca Juga : Berita Teknologi
Selain memacu produktivitas, dikatakan dia adopsi teknologi di sektor pertanian juga bisa menghemat tenaga kerja, mengurangi biaya operasional, dan memperbaiki kualitas hasil panen.
“Digitalisasi pertanian bahkan turut membuka akses pasar yang lebih luas bagi petani,” ujarnya lagi.
Lebih lanjut, Ketua Umum Asosiasi Robot Industri Indonesia (ASRII), sekaligus CEO PT Stechoq Robotika Indonesia Malik Khidir menyampaikan, startup teknologi di Tanah Air menegaskan perannya sebagai motor percepatan inovasi di sektor permesinan dan alat mesin pertanian.
Startup Stechoq misalnya, pernah mengembangkan modul Internet of Things (IoT) untuk mesin pertanian, serta menjadi mitra bagi program pemerintah seperti di Indonesia Manufacturing Center (IMC) yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin),
“Dengan karakter yang lincah, minim birokrasi, dan berorientasi pada solusi tepat guna, startup mampu mengisi celah yang selama ini tidak banyak tersentuh oleh riset dan pengembangan (R&D) konvensional,” katanya.
Berita Terkait : Kemenperin pacu kolaborasi pengusaha-peneliti perkuat sektor alsintan