
Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperluas infrastruktur internet global. Raksasa teknologi ini resmi mengumumkan proyek kabel bawah laut baru bernama “Candle”. Yang diklaim sebagai kabel bawah laut terbesar di Asia Pasifik (APAC) dan akan mencakup Indonesia sebagai salah satu titik utama konektivitas.
BACA JUGA:Cara Mencari Akun Facebook yang Hilang dengan Nomor HP
Proyek Candle: Kabel Bawah Laut Super Cepat 570 Tbps
Proyek Meta Candle dirancang dengan kapasitas transfer data luar biasa — mencapai 570 terabit per detik (Tbps). Dengan kecepatan ini, jaringan tersebut mampu mentransfer 1 petabyte data hanya dalam waktu 14 detik. Menjadikannya salah satu sistem kabel bawah laut tercepat di dunia. Kapasitas ini akan menopang lonjakan permintaan data di Asia Pasifik. Mulai dari streaming beresolusi tinggi, cloud gaming, hingga pengembangan kecerdasan buatan (AI) tingkat lanjut.
Fondasi Infrastruktur AI Superintelligence
Menurut Meta, Candle merupakan bagian penting dari visi Mark Zuckerberg untuk membangun ekosistem AI Superintelligence — kecerdasan buatan yang melampaui kemampuan manusia saat ini. Untuk mewujudkannya, AI memerlukan pusat data berkecepatan tinggi dan koneksi global ultra-cepat. Kabel Candle menjadi tulang punggung fisik yang menghubungkan jaringan AI dan data center Meta di berbagai belahan dunia.
Rute Strategis dan Cakupan Kabel Candle
Proyek Candle akan membentang sejauh 8.000 kilometer, menghubungkan Jepang, Taiwan, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Diperkirakan selesai pada tahun 2028, kabel ini akan meningkatkan konektivitas bagi lebih dari 580 juta orang di Asia Pasifik. Meta menggunakan teknologi serat optik 24 pasang (24 fiber-pair cable) — standar tertinggi saat ini — yang memungkinkan kapasitas data berlipat ganda dibandingkan sistem kabel generasi sebelumnya.
Candle Lengkapi Jaringan Bifrost, Echo, dan Apricot
Proyek Candle bukan satu-satunya investasi Meta di bawah laut Asia. Sebelumnya, Meta telah membangun tiga kabel utama lainnya: Bifrost, Echo, dan Apricot. Bifrost menghubungkan Singapura, Indonesia, Filipina, dan Amerika Serikat, dengan kapasitas tambahan hingga 260 Tbps, dan akan diperluas ke Meksiko pada 2026. Echo dan Apricot berfungsi menambah redundansi jaringan lintas Samudra Pasifik hingga 70%. Memastikan koneksi tetap stabil meski salah satu jalur mengalami gangguan. Dengan hadirnya Candle, jaringan Meta di Asia Pasifik akan menjadi lebih tangguh, cepat, dan bebas gangguan, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta digital dunia.
Kesimpulan
Proyek kabel bawah laut Candle menandai investasi monumental Meta untuk mempercepat transformasi digital di Asia Pasifik. Dengan kapasitas hingga 570 Tbps, teknologi serat optik tercanggih, dan koneksi lintas negara strategis, Candle menjadi pondasi utama era AI Superintelligence. Ketika resmi beroperasi pada 2028, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang paling diuntungkan — menikmati akses internet lebih cepat, stabil, dan siap menghadapi masa depan digital berbasis AI.