

Wakil Menteri Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf)
Irene Umar menyebutkan bahwa AI tidak akan menggantikan manusia dalam berbagai bidang. Menurutnya, talenta yang kreatif dan inovatif justru bisa membentuk AI untuk memudahkan pekerjaan manusia.
“Tanpa talenta, AI tidak ada apa-apanya,” yakin Irene. Ia menyebutkan bahwa manusia memiliki bagiannya sendiri yang tidak dapat digantikan AI, seperti kreativitas dan inovasi. “Indonesia itu punya sumber kreativitas yang luar biasa,” tutur Irene.
Irene bertekad agar keunikan kreativitas ini menjadi kekuatan bagi talenta-talenta di bidang AI, yang disebut Laskar AI, untuk memperkuat bonus demografi Indonesia. Dengan AI, Irene ingin mendorong ekonomi dan menciptakan solusi untuk masalah sehari-hari yang dibutuhkan masyarakat.
Penggunaan AI harus bisa memberikan dampak yang signifikan, bukan hanya untuk estetika atau hiburan. “Jangan menciptakan sebuah teknologi, mari kita ciptakan sebuah solusi. Jangan menciptakan sebuah produk, mari kita ciptakan dampak,” tegas Irene.
Dengan demikian, Indonesia bisa memiliki 1 atau 2 juta sumber daya produktif di bidang AI, tergantung seberapa cepat kita bisa menyelesaikan masalah ini. Irene yakin bahwa dengan kreativitas dan inovasi manusia, AI dapat menjadi alat yang powerful untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat.
Baca Juga : Kecerdasan Buatan (AI) Pembantu Pekerjaan Manusia
Kecerdasan buatan (AI)
tidak akan menggantikan manusia, tetapi manusia yang menggunakan AI akan menggantikan manusia yang tidak menggunakan AI. Ini adalah pandangan yang diutarakan oleh Karim Lakhani, seorang profesor di Harvard Business School, yang menekankan pentingnya integrasi AI dalam dunia kerja.
Lakhani menekankan bahwa pemimpin bisnis harus mulai bereksperimen dengan AI, menciptakan sandbox, menjalankan bootcamp internal, dan mengembangkan kasus penggunaan AI tidak hanya untuk pekerja teknologi, tetapi untuk semua karyawan. Ini penting karena pelanggan akan mengharapkan pengalaman yang ditingkatkan oleh AI dari perusahaan.
AI memiliki potensi untuk mengurangi biaya kognisi, mirip dengan bagaimana internet mengurangi biaya transmisi informasi. Ini berarti bahwa AI dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan lebih efisien, memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
Transformasi digital yang didorong oleh AI memerlukan keterampilan manajemen perubahan yang tidak lagi opsional bagi organisasi modern. Pemimpin bisnis harus belajar untuk memanfaatkan potensi AI dan mengembangkan kasus penggunaan yang relevan untuk bisnis mereka. Ini termasuk memahami di mana AI dapat diterapkan dalam proses berpikir dan pengambilan keputusan.
AI menawarkan peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi dalam bisnis. Namun, keberhasilan integrasi AI tergantung pada kemampuan organisasi untuk beradaptasi dan mengadopsi teknologi ini secara efektif. Manusia yang mampu menggunakan AI akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan dibandingkan mereka yang tidak.