Jakarta (ANTARA) – Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkenalkan inovasi sistem pemantauan kondisi air limbah yang disebut AiMS Water Quality Monitoring (AiMS WQM) sebagai upaya mewujudkan industri hijau.
Jumat, 22 Agustus 2025 19:10 WIB waktu baca 3 menit

Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif (kiri) mengunjungi stan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Pencegahan Pencemaran Industri (BBSPJPPI) dalam gelaran Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 pada 20–22 Agustus 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC). (ANTARA/HO-Kemenperin)
Sistem AiMS Water Quality Monitoring ini mampu mengukur parameter seperti pH, suhu, COD, TSS, amonia dan debit secara real time dan otomatis, dengan integrasi platform berbasis web untuk evaluasi data serta pembuatan laporan.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat, menegaskan komitmennya untuk mempercepat transisi menuju industri hijau yang berkelanjutan.
Baca Juga : Berita Teknologi
Langkah strategis ini dilakukan dengan fokus pada pengurangan dampak lingkungan serta peningkatan efisiensi di setiap lini operasional industri.
“Sektor industri hijau adalah pilar penting dalam memastikan Indonesia mampu menghadapi tantangan perubahan iklim global, sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” kata dia.
Menurut Menperin, upaya ini sejalan dengan strategi nasional dalam membangun ekosistem industri yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan.
“Industri hijau berperan dalam menekan emisi karbon, menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat daya saing global, serta mendukung ketahanan ekonomi nasional,” ucapnya.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi menyatakan unit kerja BBSPJPPI memperkenalkan inovasi teknologi tersebut dalam ajang Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta, 20-22 Agustus.
Inovasi ini juga menjadi komitmen pihaknya untuk mempercepat pengurangan emisi karbon di sektor industri, sekaligus membangun ekosistem industri hijau yang lebih tangguh dan berdaya saing.”Jasa industri yang dihadirkan UPT BSKJI memberikan kontribusi nyata bagi penguatan ekosistem industri hijau nasional,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kepala BBSPJPPI Sidik Herman menyampaikan teknologi ini telah diterapkan di berbagai sektor industri seperti tekstil, kelapa sawit, serta makanan dan minuman, dan terbuka peluang untuk 14 sektor industri lain yang diwajibkan mematuhi regulasi kondisi air limbah.
“AiMS WQM mendukung keberlanjutan dan efisiensi, memastikan industri beroperasi sesuai standar lingkungan tanpa mengurangi kinerja operasional,” ucapnya.
Sidik turut menyampaikan bahwa pihaknya tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi, tetapi juga pada pendampingan penuh bagi pelaku industri.
“Keikutsertaan kami sebagai exhibitor di AIGIS 2025 merupakan langkah strategis untuk membuka peluang pasar yang lebih luas sekaligus memperkuat kontribusi BBSPJPPI terhadap penguatan industri hijau nasional,” ucap dia.
Berita Terkait : Balai Kemenperin olah limbah daun nanas jadi bahan baku industri
Selain sistem pemantauan air limbah, pihaknya juga memberikan layanan Continuous Emission Monitoring System (CEMS), verifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sertifikasi industri hijau, pengujian, kalibrasi dan bimbingan teknis.
Adapun di AIGIS 2025, BBSPJPPI hadir di booth A-8 dengan konsep pameran yang menonjolkan layanan utama, khususnya pemantauan kualitas lingkungan.