Koding dan AI Masuk Kurikulum Nasional: Dimulai Tahun Ajaran 2025/2026

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah resmi menerbitkan Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 tentang kurikulum baru berbasis teknologi. Aturan ini membuka jalan bagi pelajaran koding dan kecerdasan artifisial (AI) masuk sebagai bagian dari kurikulum nasional.

Mulai tahun ajaran 2025/2026, pelajaran ini diterapkan sebagai mata pelajaran pilihan untuk tiga jenjang pendidikan dasar dan menengah. Jenjang tersebut mencakup kelas 5 SD, kelas 7 SMP, serta kelas 10 SMA atau jenjang yang sederajat dengannya.

Read More

Pendidikan

Kebijakan ini menjadi langkah penting Indonesia dalam membentuk sistem pendidikan yang responsif terhadap perkembangan teknologi global. “Pelajaran ini adalah respon terhadap perkembangan zaman sekaligus untuk membentuk manusia Indonesia yang kritis dan bertanggung jawab,” ujar Toni. Toni Toharudin selaku Kepala BSKAP menyampaikan pernyataan tersebut dalam webinar sosialisasi kebijakan yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi.

Meski telah diresmikan, pelajaran ini tidak bersifat wajib dan penerapannya tergantung kesiapan dari masing-masing satuan pendidikan. Laksmi Dewi, Kepala Pusat Kurikulum Kemendikdasmen, menegaskan bahwa sekolah tidak dipaksa menerapkannya jika belum siap sepenuhnya.

Sekolah yang belum memiliki guru kompeten atau fasilitas memadai disarankan mulai dari ekstrakurikuler atau kegiatan kokurikuler terlebih dahulu. Jika sudah siap, satuan pendidikan bisa mengintegrasikannya ke dalam struktur mata pelajaran utama atau kegiatan intrakurikuler rutin siswa.

Pendidikan

Pemerintah menetapkan jam belajar koding dan AI berbeda pada setiap jenjang sesuai tingkat kemampuan dan fokus pembelajaran masing-masing. Untuk kelas 5 SD tersedia 72 jam per tahun, sementara kelas 6 SD mendapatkan 64 jam pelajaran tiap tahun. Kelas 7 dan 8 SMP masing-masing mendapat alokasi 72 jam pelajaran koding dan AI secara rutin setiap tahun.

Baca Juga: Google permudah pengguna pindah akun kerja dan pribadi di Chrome iOS

Sedangkan kelas 9 SMP akan mendapatkan 64 jam pelajaran, lebih ringan karena siswa juga fokus persiapan kelulusan sekolah. Untuk kelas 10 SMA, diberikan 72 jam pelajaran, sedangkan kelas 11–12 diintegrasikan dalam mata pelajaran lain terkait teknologi.

Kebijakan ini menunjukkan pergeseran dari pendidikan berbasis hafalan menjadi pembelajaran berbasis logika, eksplorasi, serta pemecahan masalah. Koding melatih siswa berpikir sistematis dan kreatif, tidak hanya sekadar membuat program atau aplikasi sederhana belaka. AI diajarkan bukan sekadar mengenal teknologi masa depan, tetapi memahami etika, tanggung jawab, serta prinsip desain algoritma yang bijak.

Pendidikan

Masuknya pelajaran ini ke kurikulum merupakan strategi menghadapi perubahan besar dalam dunia kerja berbasis teknologi dan data. World Economic Forum menyatakan bahwa keterampilan seperti pemrograman dan analisis data akan menjadi kompetensi inti dalam lima tahun.

Dengan pelajaran ini, siswa disiapkan menjadi pengguna cerdas teknologi, pencipta solusi digital, dan talenta masa depan industri.

Kebijakan ini bukan sekadar pelajaran baru, tapi investasi besar untuk masa depan Indonesia yang adaptif terhadap perubahan global. Sekolah tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga membentuk cara berpikir kreatif dan siap menghadapi revolusi digital secara langsung.

Generasi masa depan harus menjadi pemain utama dalam dunia digital—bukan hanya penonton pasif perkembangan zaman. Dan semua itu dimulai dari satu baris kode sederhana yang ditulis oleh siswa dengan semangat belajar yang tinggi.

Pendidikan

Kebijakan ini mencerminkan perubahan paradigma dari pendidikan berbasis hafalan ke arah pembelajaran berbasis logika, eksplorasi, dan pemecahan masalah. Koding bukan sekadar alat membuat program, tapi melatih cara berpikir sistematis dan kreatif. AI bukan sekadar teknologi masa depan, tapi juga media pembelajaran etika, tanggung jawab, dan desain algoritma.

Masuknya koding dan AI dalam kurikulum adalah langkah strategis menghadapi perubahan zaman. Menurut laporan World Economic Forum, keterampilan seperti pemrograman dan analisis data akan menjadi kompetensi inti dunia kerja dalam 5 tahun ke depan.

Dengan pelajaran ini, siswa Indonesia disiapkan sejak dini untuk menjadi:
• Pengguna cerdas teknologi
• Pencipta solusi digital
• Talenta masa depan industri teknologi

Lebih dari sekadar pelajaran baru, kebijakan ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia. Ketika sekolah tidak lagi hanya mengajarkan teori, tetapi juga cara berpikir adaptif dan kreatif, maka kita sedang membentuk generasi yang siap menyongsong revolusi digital — bukan sebagai penonton, tapi sebagai pemain utama.

Dan semua itu… dimulai dari satu baris kode.

Related posts