Malware Berbahaya 2023 Lenyapkan Uang di Rekening, Waspada!

malware berbahaya
malware berbahaya

BERITA TEKNOLOGIMalware berbahaya yang menyebarkan virus, kini telah semakin jauh berevolusi seiring perkembangan teknologi. Dampaknya pun dapat membuat seseorang kehilangan identitas atau uang dicuri dalam jumlah yang besar. Memang tujuan dari kejahatan siber ialah untuk memeras korbannya melalui informasi sensitif yang dicuri. Misalnya seperti detail bank, foto personal, hingga identitas pribadi.

Oleh karena itu, ketahuilah 10 malware paling berbahaya beserta modusnya!

Read More

Malware berbahaya di 2023:

1. News Malware

Kejahatan siber dapat terjadi melalui berita yang tengah populer dan banyak dibaca, karena peretas menyisipkan malware diberita itu. Dan para pembaca bisa dengan mudah menjadi korbannya.

Contohnya seperti berita tentang Covid-19 yang banyak diincar peretas untuk disisipi malware. Pembaca tidak akan tahu, bahwa sebenarnya berita yang diklik tentang Covid-19 diinternet tersebut sudah disalin dan disematkan malware.

Maka yang terjadi, semua data diperangkat Anda dapat dicuri dengan mudah. Kasus penyebaran malware seperti ini ditemukan peneliti dan banyak ditemukan diJepang. Nah, supaya hal demikian tidak terjadi, lebih baik membaca dan mengklik berita dari sumber terpercaya.

2. IoT Device

Di 2023 popularitas Internet of Things (IoT) terus berkembang dengan banyaknya kemunculan smart speaker serta bel pintu dengan video. Dan para peretas pun memanfaatkan kecanggihan alat-alat ‘smart‘ tersebut. Apalagi, kebanyakan dari perangkat IoT itu tidak mempunyai kapasitas penyimpanan yang besar dan juga indikator keamanan yang mumpuni. Karena hal itu, maka peretas bisa dengan mudah melacak username serta password pengguna untuk mencuri informasi bernilai, contohnya seperti akun bank.

Selain itu, peretas pun dapat memanfaatkan kamera dan mic pada perangkat IoT untuk memata-matai pengguna, bahkan berkomunikasi dengan anak-anak lewat monitor bayi.

Tidak hanya itu, perangkat-perangkat IoT perkantoran pun dimanfaatkan untuk meretas seluruh sistem. Maka, malware dengan mudah disisipkan pada perangkat dijaringan kantor.

Baca juga: Bahaya Menggunakan SocialSpy WhatsApp, Awas Hati-Hati!

3. Zeus Gameover

Untuk virus ini ialah masih bagian family dari malware “Zeus”. Caranya mirip dengan Trojan, yaitu malware menyamar mejadi sesuatu yang kredibel.

Namun akhirnya, peretas pun dapat mengakses akun bank dan mencuri seluruh saldo milik korban. Yang membuatnya berbahaya adalah karena malware ini tidak memerlukan kontrol tersentralisasi untuk menyelesaikan transaksi. Hal itu yang biasanya menjadi kelemahan malware lain.

Zeus Gameover ini dapat mengelabui server dan membuat server sendiri untuk mengirim informasi sensitif. Bahkan, korbannya sendiri bisa tidak tahu atau sadar jika uangnya telah dicuri. Dan itu karena tidak adanya rekam jejak dari transaksinya.

Baca juga: Trik Tersembunyi WhatsApp, Ingin Tahu? Baca Selengkapnya!

4. RaaS

RaaS atau ‘Ransomware as a Service’ merupakan industri bawah tanah komunitas peretas yang sedang berkembang luas. Orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang serangan ransomware bisa membayar untuk menyewa tim peretas profesional.

Dengan hal itu, orang awam sekali pun dapat meretas sistem maupun individu tertentu yang diinginkan oleh mereka. Dan RaaS ini menjadi salah satu ancaman berbahaya didunia keamanan teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa, betapa mudahnya ransomware ditebar, sampai orang yang berniat jahat tidak membutuhkan keterampilan sama sekali.

5. Fleeceware

Modus dari aplikasi ini ialah menyerang pengguna HP. Dimana, uang pengguna akan terus-menerus diambil saat menginstal aplikasi menggunakan Fleeceware. Bahkan jika aplikasi itu sudah dihapus pun tidak akan berpengaruh, karena uang akan terus dikuras.

Selanjutnya, peneliti memukan bahwa lebih dari 600 juta pengguna Android sudah menginstal Fleeceware di HP mereka sepanjang tahun lalu.

Walaupun Fleeceware tidak mencuri informasi sensitif, tapi hal demikian sangat umum dilakukan oleh pengembang aplikasi yang dengan sengaja mengambil uang dari penggunanya.

6. Clop Ransomware

Malware yang satu ini akan mengenkripsi file Anda lalu meminta tebusan bagi peretas. “Clop” merupakan jenis terbaru, tapi paling berbahaya, dan termasuk ke dalam varian “CryptoMix” yang biasanya menargetkan pengguna Windows.

Sebelum proses enkripsi dimulai, Clop akan memblokir pemrosesan Windows lebih dari 600 dan menonaktifkan aplikasi perlindungan. Misalnya, Windows Defender dan Microsoft Security Essentials. Karena hal demikian, korban tidak memiliki kesempatan untuk melindungi data.

Dan sekarang ini, Clop bukan hanya menargetkan perangkat individu, tapi lebih banyak menargetkan jaringan besar seperti perusahaan. Bahkan, Universitas Maastricht diBelanda menjadi salah satu korban serangannya. Hampir dari semua perangkat Windows diuniversitas itu dienkripsi lalu diperas habis-habisan.

7. Social Engineering

Sebenarnya cara yang satu ini tidak memerlukan kecanggihan malware, karena mereka memanfaatkan psikologis manusia untuk memperoleh akses pada informasi pribadi.

Terkadang, peretas akan menghubungi perusahaan maupun layanan jasa terntentu dengan berpura-pura menjadi pelanggan. Kemudian mereka akan menanyakan tentang akun korban lalu menipu tim customer support untuk menyerahkannya.

Dari sanalah, informasi pribadi akan dieksploitasi untuk dicuri identitas serta akun pembayaran. Walaupun terlihat biasa, tetapi cara ini tengah populer dikalangan para peretas.

8. Cyptojacking

Malware yang ini dibuat untuk menggunakan sumber daya komputasi milik seseorang, yang digunakan untuk menambang (mining) mata uang kripto seperti Bitcoin. Pun diketahui, jika mining membutuhkan sumber daya komputasi yang begitu besar.

Karena hal tersebut, peretas menyematkan cryptojacking pada komputer beserta perangkat mobile untuk menyedot daya mereka sehingga bisa mining. Dan yang terjadi, komputer dan juga perangkat mobile milik pengguna akan jadi lelet.

Walaupun cryptojacking sempat merosot dalam setahun belakangan karena harga kripto turun drastis, tetapi hal ini masih menjadi ancaman. Itu karena, pada Januari lalu mata uang kripto kembali naik dengan nilai Bitcoin menyentuh US$40.000.

9. AI Attacks

Dengan tool kecerdasan buatan (AI), pengembang yang ingin memprogram software AI menjadi lebih mudah. Tapi, ini pun juga memudahkan bagi penjahat siber untuk melancarkan aksinya.

Perusahaan keamanan siber banyak yang memanfaatkan AI dan machine learning untuk menuntaskan malware. Tapi sebaliknya, peretas malah bisa mengembangkan teknologi yang lebih canggih lagi untuk menyisipkan malware berbasis AI di 2023.

10. Hidden Ransomware

Nah, apabila menemukan email yang terus-menerus meminta untuk instal pembaruan sistem operasi Windows, itu juga harus diwaspadai. Bisa saja itu adalah kelakukan Hidden Ransomeware yang menyisipkan file virus sebagai samaran.

Apabila Anda mengikuti instruksinya, malware ini akan mengenkripsi semua file yang ada lalu meminta tebusan jika ingin membuka enkripsi tersebut. Namun sayangnya, kebanyakan dari penyedia email serta software antivirus tidak dapat mendeteksi email dari Hidden Ransomware ini.

Related posts