Ketika menjelajah internet, kita sering menemukan teks berwarna biru. Warna ini biasanya menandakan bahwa teks tersebut adalah tautan (hyperlink) yang bisa diklik untuk menuju ke halaman lain. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa hampir semua tautan di internet berwarna biru?
Awal Mula Pemilihan Warna Biru
Menariknya, tidak ada teori ilmiah atau riset tertentu di balik pemilihan warna ini. Warna biru dipilih murni karena alasan pribadi oleh Marc Andreessen, pencipta web browser pertama di dunia bernama Mosaic. Dalam sebuah video podcast bersama David Perell, Andreessen menjelaskan bahwa ia memilih warna biru karena menyukainya dan menganggapnya paling jelas terlihat di layar komputer pada masa itu.
Alasan Pribadi Sang Pencipta
Menurut Andreessen, warna biru memiliki kesan tegas dan mudah dibedakan dari teks lain di layar. Ia mengatakan, “Saya suka biru. Warnanya kuat, jelas, dan cocok untuk membedakan tautan.” Selain itu, pada masa itu tampilan web masih sangat sederhana dengan latar belakang abu-abu polos, sehingga biru menjadi pilihan yang kontras dan mudah dikenali oleh pengguna.
Baca Juga : Data Pemerintah Bocor di Dark Web Capai 58 Persen
Keinginan untuk Mode Gelap
Menariknya, Andreessen sebenarnya ingin agar browser buatannya mendukung mode gelap (dark mode). Ia memiliki mata yang sensitif terhadap warna terang, namun teknologi saat itu belum memungkinkan tampilan tersebut. Kini, keinginannya telah terwujud karena hampir semua aplikasi dan browser modern menyediakan fitur mode gelap tanpa mengubah identitas warna biru pada hyperlink.
Baca Juga : Skrining Kesehatan Mata untuk Anak Lewat Web Cermata
Warna Biru yang Jadi Standar Web
Sejak kehadiran Mosaic pada tahun 1993, warna biru untuk hyperlink terus digunakan hingga era browser modern seperti Chrome, Firefox, dan Edge. Dengan demikian, keputusan sederhana Andreessen di masa lalu ternyata membentuk standar visual web yang masih dipertahankan hingga kini. Warna biru pun telah menjadi bagian penting dari identitas dunia internet.