OpenAI diprediksi bangkrut – ChatGPT saat ini jadi salah satu layanan AI generatif yang paling dikenal di seluruh dunia. Tapi penciptanya, OpenAI, justru diprediksi mengalami rugi besar tahun ini sampai terancam bangkrut. Penyebabnya tak lain adalah beban biaya operasional perusahaan yang terlampau tinggi. Menurut analisis The Information dan dikutip dari Deadline, OpenAI bisa mencatat kerugian masif sebesar US$ 5 miliar (Rp 81 triliun) pada tahun ini.
Nilai kapitalisasi pasar OpenAI diprediksi mencapai US$ 80 miliar (Rp 1.303 triliun) pada Februari 2024. Kabarnya OpenAI menghabiskan sekitar USD 7 miliar untuk melatih dan inference large language model (LLM). Artinya, OpenAI perlu lebih banyak uang untuk melanjutkan bisnisnya. Di tengah masifnya pengeluaran, OpenAI juga harus menghadapi sengitnya persaingan di kala raksasa teknologi lain berlomba-lomba mengembangkan sistem AI serupa.
Baca juga : Apple akan Rilis iPhone Lipat lawan Samsung?
Biaya OpenAI tak cuma untuk melatih sistem AI saja. Ada biaya lain seperti menyewa kapasitas server dari Microsoft untuk me-maintain ChatGPT. Biayanya sekitar US$ 4 miliar (Rp 64 triliun). Selanjutnya, ada pula biaya US$ 3 miliar (Rp 48 triliun) untuk melatih model AI dengan data baru, dikutip dari Deadline, Rabu (31/7/2024).
Selain itu mereka juga mengeluarkan USD 1,5 miliar untuk menggaji karyawan skitar 1.500 karyawan, menurut The Information. Media tersebut mengatakan estimasi dibuat berdasarkan data sebelumnya dan wawancara dengan beberapa sumber dalam yang terlibat dalam bisnis OpenAI. Jika tak memikirkan langkah bisnis secara matang, kerugian besar OpenAI bisa mendatangkan petaka bahkan kebangkrutan.