
Andry Gunawan dari Nvidia menjelaskan bahwa Physical AI adalah sistem AI yang tidak hanya ‘pintar’ secara digital, tetapi mampu memahami dan berinteraksi dengan dunia nyata—melampaui kemampuan perception AI maupun generative AI yang umumnya hanya fokus pada analisis data atau penciptaan konten saja
Definisi global dan teknis
- Nvidia (aslinya dalam bahasa Inggris) menyebut bahwa Physical AI memungkinkan mesin otonom—seperti robot, kendaraan självdriven, dan ruang cerdas—untuk mendengar, memahami, dan melakukan tindakan kompleks di dunia nyata.
- Artikel TechTarget menyebut sistem ini belajar dari data sensor real-time (kamera, lidar, mikrofon, dsb.), dan memiliki aktuator (seperti lengan robotik atau roda) untuk melakukan aksi nyata, tak lagi bergantung perintah manusia secara langsung.
Perspektif riset dan teori
- Fase physical AI telah disebut sebagai frontier selanjutnya dalam pembelajaran mesin—membaurkan kemampuan generatif dengan interaksi fisik dunia nyata.
- Value atau manfaatnya meluas ke berbagai bidang seperti IoT, otomotif, pertanian, kesehatan, dan logistik, dan dikategorikan dalam Integrated PAI (IPAI) dan Distributed Physical AI (DPAI).
- Dari sisi arsitektural, Physical AI Agents menggabungkan tiga blok utama: perception (penyadaran sensorik), cognition (penalaran), dan actuation (aksi fisik). Konsep ini disebut modular dan diterapkan di sektor seperti kendaraan otonom, robot pergudangan, dan manufaktur.
- Proyek seperti Cosmos-Reason1 (oleh NVIDIA) menunjukkan bahwa model AI multimodal kini dapat memahami dunia fisik dan menghasilkan respon yang terwujud ke dalam tindakan nyata melalui proses reasoning bertingkat — sebuah bukti kemajuan nyata di bidang ini.
Era Physical Intelligence (Wired, 2025)
Wired menyebut 2025 sebagai momen peralihan penting: AI bukan lagi hanya di ranah digital, tetapi masuk ke dunia nyata—mengerti hukum fisika, membuat keputusan secara real-time, dan belajar terus menerus (contohnya lewat “liquid networks”).
Ringkasan Perbandingan AI Tradisional vs Physical AI
Aspek | Generative / Digital AI | Physical AI |
---|---|---|
Lingkup interaksi | Digital saja (teks, suara, gambar) | Dunia nyata (dengan sensor, aktuator) |
Metode input | Prompt manual atau data statis | Sensor real-time (kamera, lidar, mikrofon, dsb.) |
Respons dan aksi | Hasil konten digital saja | Aksi fisik: misalnya menggerakkan robot, mobil |
Kemampuan adaptasi | Terbatas (statik) | Real-time, adaptif, terus belajar dari lingkungan |
Domain aplikasi | Chatbot, penulisan ulang teks, citra digital | Robotika, kendaraan otonom, smart warehouse, dsb. |
Kenapa Ini Penting?
- Ini adalah evolusi besar: dari AI yang hanya “berbicara” menjadi AI yang bertindak dan belajar secara langsung di dunia nyata.
- Membuka aplikasi revolusioner di berbagai industri — dari manufaktur hingga layanan kesehatan.
- Menuntut kolaborasi baru antara AI digital (seperti LLM) dengan sistem fisik yang adaptif dan otonom.
Jadi, istilah Physical AI merujuk kepada era di mana kecerdasan buatan tidak hanya berpikir tetapi juga melakukan tindakan fisik secara mandiri di dunia nyata, sembari terus belajar dari interaksi lingkungan sekitar. Teknologi ini menjadi fondasi penting dalam transformasi AI dari sekadar ‘virtual’ menjadi ’embodied’.
BACA JUGA: ChatGPT Uji Coba Fitur Study Together