Peduli Mental Pengguna, OpenAI Tambahkan Fitur Istirahat di ChatGPT!

OpenAI resmi memperkenalkan pembaruan besar pada ChatGPT yang tidak hanya meningkatkan kecanggihan teknologi, tetapi juga menghadirkan fitur yang mendukung kesehatan mental pengguna. Mulai dari pengingat istirahat otomatis hingga pendekatan baru dalam menangani pertanyaan sensitif, ChatGPT kini semakin peduli pada well-being penggunanya. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen OpenAI untuk menciptakan AI yang tidak hanya cerdas, tapi juga etis dan empatik.

Fitur baru ChatGPT
Foto: VO

Teknologi.id – OpenAI resmi mengumumkan pembaruan besar pada ChatGPT, yang tak hanya berfokus pada kecanggihan teknologi, tetapi juga pada well-being atau kesehatan mental penggunanya. Pembaruan ini menandai arah baru: menciptakan AI yang tidak hanya pintar, tapi juga peduli.

Read More


Fitur Baru ChatGPT: Ajak Pengguna Istirahat dari Layar
Mulai hari ini, pengguna ChatGPT akan menemukan fitur pengingat istirahat otomatis. Fitur ini muncul saat sesi percakapan berlangsung terlalu lama, berupa pop-up pengingat lembut seperti:

  • “You’ve been chatting a while – is this a good time for a break?”
  • “Anda sudah mengobrol cukup lama—apakah ini waktu yang tepat untuk istirahat?”

Pengguna bisa memilih antara “Keep chatting” atau “This was helpful”, memberi kontrol penuh untuk lanjut atau berhenti sejenak.

Baca Juga : Berita Teknologi


Fokus Jangka Panjang: Kesehatan Mental Pengguna
OpenAI menyadari bahwa banyak orang menggunakan ChatGPT untuk dukungan emosional dan mental. Karena itu, fitur ini hadir sebagai upaya menjaga agar interaksi tetap sehat dan tidak menimbulkan ketergantungan.


Mengurangi Risiko Ketergantungan Emosional
Tercatat beberapa kasus langka di mana model GPT-40 gagal membaca tanda-tanda ketergantungan emosional atau delusi. Sebagai respons, OpenAI memperbarui model agar lebih peka terhadap kondisi psikologis pengguna, sekaligus mendorong pemakaian yang lebih bijak.


Pendekatan Baru untuk Pertanyaan Sensitif
Kini, ketika pengguna menanyakan hal pribadi seperti keputusan hubungan, ChatGPT tidak langsung memberi jawaban. Sebaliknya, model akan merespons dengan pertanyaan reflektif, mendorong pengguna untuk berpikir mandiri, bukan bergantung pada saran AI.


Kolaborasi dengan Ahli Psikiatri & Peneliti HCI
OpenAI tak berjalan sendiri. Mereka bekerja sama dengan lebih dari 90 dokter dari 30 negara, termasuk psikiater dan dokter anak. Juga dilibatkan para peneliti interaksi manusia-komputer (HCI) untuk memastikan pendekatan ini berbasis riset dan etika terkini.
Sebuah kelompok penasihat khusus juga dibentuk guna mengawasi penerapan standar kesehatan mental dalam pengembangan AI.

Baca juga: Waspada! Obrolan ChatGPT Ternyata Bisa Muncul di Google, Begini Penjelasannya

Kesimpulan: AI yang Lebih Bertanggung Jawab
Fitur baru ChatGPT ini adalah langkah konkret OpenAI dalam menciptakan AI yang etis, peduli, dan bermanfaat secara jangka panjang. Dari sekadar chatbot pintar, ChatGPT kini berevolusi menjadi alat yang juga memperhatikan kondisi psikologis penggunanya.

Langkah ini diharapkan menjadi contoh bagi perusahaan teknologi lainnya agar mengedepankan tanggung jawab sosial dan etika dalam membangun kecerdasan buatan.

Related posts