
Peluncuran Satelit Nusantara Lima (Nusantara 5) yang awalnya dijadwalkan pada 9 September 2025 WIB harus ditunda karena cuaca buruk di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat. Hujan petir dan awan cumulonimbus membuat roket Falcon 9 milik SpaceX tidak bisa diberangkatkan sesuai jadwal.
Peluncuran ulang kini dijadwalkan pada 10 September 2025 pagi WIB, dengan jendela waktu antara 07.02–09.02 WIB. Keputusan ini diambil demi memastikan keselamatan dan keberhasilan misi satelit komunikasi terbesar Indonesia.
Baca Juga : SpaceX Siapkan Starlink Komunitas: Internet Murah untuk Desa dan Daerah Terpencil
Teknologi Canggih Satelit Nusantara Lima
Satelit Nusantara Lima menggunakan platform Boeing 702MP dengan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS). Satelit ini memiliki kapasitas lebih dari 160 Gbps dan dilengkapi dengan 101 spot beam Ka-Band, memungkinkan jangkauan luas hingga ke pulau-pulau terpencil di Indonesia.
Selain itu, satelit ini mengusung teknologi modern seperti XIPS Electrical Thruster, Gen-7 Channelizer, serta panel surya Spectrolab yang mampu menghasilkan daya hingga 15 kW. Dengan spesifikasi tersebut, Satelit Nusantara Lima dirancang untuk beroperasi lebih dari 15 tahun di orbit.
Cakupan Jaringan Hingga ASEAN
Mayoritas kapasitas Satelit Nusantara Lima dialokasikan untuk wilayah Indonesia Timur dan daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan). Namun, cakupan satelit ini juga menjangkau kawasan regional seperti Filipina dan Malaysia.
Sejak 2022, sudah ada kerja sama dengan mitra internasional untuk memaksimalkan pemanfaatan satelit ini di luar negeri. Hal ini menandai langkah penting bagi Indonesia dalam memperkuat posisinya di industri satelit global.
Infrastruktur Penunjang
Untuk mendukung operasionalnya, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) telah menyiapkan 7 stasiun bumi di berbagai lokasi strategis Indonesia, termasuk Cikarang, Banjarmasin, Aceh, Bengkulu, Gresik, Kupang, dan Tarakan. Stasiun ini memastikan layanan komunikasi satelit dapat berjalan stabil dan merata di seluruh nusantara.
Investasi Besar dan Fungsi Strategis
Pembangunan dan peluncuran Satelit Nusantara Lima menelan biaya investasi sekitar Rp7–7,5 triliun. Selain memperkuat digitalisasi nasional, satelit ini juga memiliki fungsi strategis sebagai infrastruktur yang bisa digunakan pemerintah untuk menjaga kedaulatan digital Indonesia, terutama dalam situasi darurat.
Baca Juga : Taara: Internet Laser Google 100x Lebih Cepat dari Starlink, Tanpa Kabel & Satelit!