Peneliti: Strategi teknologi terus digunakan tangani kebakaran hutan

Jakarta (ANTARA) – Peneliti IPB University, Robi Deslia Waldi, mengingatkan kebakaran hutan menjadi ancaman utama pencapaian target FOLU Net Sink 2030. Strategi penanggulangan yang melibatkan teknologi terus digunakan untuk mencegah dan menangani kebakaran hutan yang dapat mengganggu pencapaian target tersebut.

Dalam diskusi FOLU Talks Kementerian Kehutanan secara daring, Robi menjelaskan sektor kehutanan berperan besar mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemerintah menargetkan sektor kehutanan mencapai penyerapan lebih besar dari emisi, atau net sink -140 juta ton CO₂ ekuivalen.

Read More

Robi menegaskan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, NGO, pendidikan, masyarakat, dan generasi muda, harus berperan aktif menanggulangi kebakaran hutan. Penggunaan teknologi meliputi pencitraan jarak jauh menggunakan satelit untuk memantau titik panas dan memantau kualitas udara PM2.5.

Kini juga digunakan kecerdasan buatan untuk memprediksi titik panas berdasarkan kondisi cuaca dan tutupan lahan wilayah tertentu. Indikasi wilayah terbakar dapat diakses melalui peta daring yang kini banyak digunakan masyarakat untuk memantau perkembangan kebakaran.

Robi menyebut remote sensing penting untuk membantu BNPB dan BPBD menanggulangi dampak kebakaran hutan terhadap kesehatan serta aktivitas masyarakat. Tren kebakaran hutan menurun sejak puncaknya pada 2015 saat 2,6 juta hektare terbakar di seluruh wilayah Indonesia.

Pada 2019, luas kebakaran tercatat 1,6 juta hektare, kemudian menurun signifikan menjadi 296.942 hektare pada tahun 2020 berikutnya. Luas kebakaran meningkat sedikit menjadi 358.867 hektare pada 2021, lalu kembali turun menjadi 204.894 hektare pada 2022.

Tahun 2023 mencatat lonjakan menjadi 1,16 juta hektare, kemudian menurun lagi menjadi 376.805 hektare pada tahun 2024. Data SiPongi Kemenhut menunjukkan hingga Juni 2025, luas kebakaran yang dilaporkan mencapai 8.594 hektare di berbagai provinsi.

Robi menilai upaya pencegahan berbasis teknologi sangat penting untuk memperkuat strategi menghadapi ancaman kebakaran hutan di Indonesia.

Baca Juga : Dua Tablet Samsung Versi “Murah” Selangkah Lagi Masuk Indonesia

Related posts