Artificial Intelligence
Di era transformasi digital, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi elemen penting dalam membentuk masa depan berbagai sektor, termasuk pendidikan. Namun, pemanfaatan AI dalam dunia pendidikan tidak cukup hanya sebatas penggunaan teknologi dibutuhkan pemahaman mendalam tentang cara kerja, manfaat, batasan, dan etika penggunaannya.
AI sebagai Mitra, Bukan Ancaman
Masih banyak yang menganggap AI sebagai ancaman bagi profesi guru atau penyebab menurunnya semangat belajar siswa. Padahal, AI justru bisa menjadi mitra cerdas dalam proses pembelajaran. Teknologi ini memungkinkan pembelajaran yang personal dan adaptif, dengan menyesuaikan materi berdasarkan kebutuhan dan karakter siswa secara individual. AI juga dapat membantu guru dalam menganalisis performa siswa, memberikan umpan balik instan, dan menyarankan strategi pengajaran yang lebih efektif.
Baca juga : Kampus Ramah Atlet, UBSI Kampus Pontianak Jadi Contoh Dukungan Nyata Bagi Mahasiswa Berbakat
Literasi AI: Fondasi Utama Penggunaan yang Bijak
Penggunaan AI tanpa pemahaman yang benar bisa berdampak negatif, seperti ketergantungan teknologi atau menurunnya kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, penting membangun literasi AI sejak dini tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga dari aspek etika, privasi data, dan dampak sosial. Guru perlu dibekali kompetensi digital untuk mengarahkan penggunaan AI secara positif dan produktif.
Membangun Ekosistem Pendidikan Cerdas dan Adaptif
Sistem pendidikan masa depan harus bersifat cerdas mampu membaca kebutuhan siswa dan adaptif terhadap perubahan zaman. AI dapat menjadi fondasi untuk menciptakan pendidikan berbasis data yang lebih responsif, fleksibel, dan efisien. Namun, keberhasilan penerapan AI dalam pendidikan sangat bergantung pada kolaborasi antara pendidik, siswa, pengembang teknologi, dan pembuat kebijakan.
Baca juga : Mau Langsung Kerja Setelah Lulus? Cek Program Unggulan BCC UBSI Kampus Pontianak!