Potensi AI Membantu Keberlanjutan Tak Signifikan, Studi Ungkap

Di banyak industri, kecerdasan buatan (AI) disebut-sebut sebagai terobosan besar. Berdasarkan data dari mitra Trellis, GlobeScan, bersama ERM dan Volans, ditemukan perbedaan pandangan yang tajam di berbagai wilayah mengenai AI dan keberlanjutan.

Melansir Trellis, Jumat (15/8/2025) sebanyak 60 persen pakar di wilayah Asia-Pasifik dan 58 persen di Amerika Latin dan Karibia percaya AI dapat memberikan dampak positif pada keberlanjutan dalam lima tahun ke depan. Namun, optimisme ini tidak terlalu tinggi di wilayah lain.

Baca Juga: Staf Maskapai Dunia Desak Industri Penerbangan Percepat Aksi Iklim

Read More

Sementara itu, pakar dari Amerika Utara (68 persen) dan Eropa (68 persen), meski juga sangat optimis, lebih berhati-hati dalam melihat potensi kemajuan keberlanjutan dalam jangka pendek. Para pakar di Afrika dan Timur Tengah bahkan menunjukkan antusiasme yang lebih rendah terhadap AI (64 persen).

Meskipun AI semakin diakui sebagai penggerak transformatif untuk keberlanjutan, temuan-temuan ini menunjukkan bahwa adopsi dan nilai yang dirasakan dari AI sangat dipengaruhi oleh konteks regional dan pandangan masyarakat.

Hal ini menekankan pentingnya bagi perusahaan AI dan teknologi terkemuka untuk membantu menciptakan kontrak sosial yang membangun kepercayaan, menjamin akuntabilitas, dan menyelaraskan kemajuan AI dengan harapan masyarakat secara lebih luas.

Baca Juga: Menemukan Keseimbangan antara Produktivitas dan Ketahanan Data lewat AI

Related posts