Profil Fetra Syahbana, Eks Nutanix dan IBM Kini Pimpin Trend Micro Indonesia

Keamanan Siber Tantangan dan Solusi di Era Digital

Fetra Syahbana resmi ditunjuk sebagai Country Manager Trend Micro Indonesia. Ia membawa pengalaman lebih dari dua dekade di industri teknologi. Penunjukan ini memperkuat komitmen Trend Micro untuk mempercepat transformasi keamanan siber di Indonesia.

Baca Juga : Nutanix Tunjuk Robert Kayatoe sebagai Country Manager untuk Perkuat Ekonomi Digital Indonesia

Read More

Karier dan Latar Belakang Fetra Syahbana

Fetra Syahbana adalah lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Matematika. Ia memiliki kombinasi keahlian teknis dan bisnis yang solid. Kariernya dimulai sebagai application engineer, lalu berkembang ke posisi strategis di berbagai perusahaan global.

Sebelum bergabung dengan Trend Micro, Fetra menjabat sebagai Head of Growth & Emerging Markets Nutanix ASEAN. Ia juga pernah menduduki posisi penting di IBM Indonesia dan F5 Networks. Pengalaman lintas perusahaan ini membuatnya memahami berbagai model bisnis dan strategi digital di Asia Tenggara.

Mendorong Bisnis Beradaptasi dengan Cloud

Selama di Nutanix, Fetra Syahbana memimpin ekspansi di pasar berkembang seperti Indonesia, Thailand, dan Filipina. Fokusnya adalah modernisasi infrastruktur TI di sektor keuangan, pemerintahan, dan industri lain.

Di masa pandemi 2020, Fetra membantu banyak perusahaan beralih ke sistem cloud yang fleksibel dan skalabel. Solusi tersebut memudahkan bisnis beradaptasi dengan model kerja jarak jauh. Kepemimpinannya menunjukkan kemampuan untuk menavigasi masa krisis sekaligus menjaga pertumbuhan bisnis.

Paradigma Baru Keamanan Siber Trend Micro

Kini, Trend Micro memperkenalkan inovasi baru bernama Trend Vision One Agentic SIEM. Teknologi ini mengandalkan kecerdasan buatan (AI) generasi terbaru untuk membantu tim keamanan bertindak lebih cepat dan proaktif.

Agentic SIEM memecahkan masalah klasik dalam sistem keamanan, seperti biaya tinggi, notifikasi berlebihan, dan kompleksitas operasional. Sistem ini belajar dan bertindak otomatis, sehingga mengurangi beban kerja manual tim keamanan.

Dengan kemampuan analisis real time, Agentic SIEM memungkinkan tim keamanan fokus pada ancaman prioritas tinggi dan mempercepat proses deteksi insiden.

Kekuatan Konsep Digital Twin

Inovasi ini semakin kuat berkat integrasi dengan teknologi Digital Twin. Konsep tersebut menciptakan simulasi dinamis dari infrastruktur perusahaan. Melalui simulasi ini, tim keamanan dapat menguji berbagai skenario serangan tanpa mengganggu sistem asli.

Kombinasi Agentic SIEM dan Digital Twin menghadirkan pendekatan keamanan yang lebih prediktif dan efisien. Organisasi dapat memahami potensi risiko lebih awal dan menyesuaikan kebijakan sebelum ancaman nyata muncul.

Pandangan Fetra Syahbana tentang Keamanan Siber di Indonesia

Dalam pernyataannya, Fetra Syahbana menilai Indonesia sebagai pasar digital yang sangat cepat tumbuh. Menurutnya, percepatan digitalisasi di sektor publik, keuangan, dan industri membuka peluang besar sekaligus tantangan baru dalam keamanan siber.

“Kita perlu beralih dari pendekatan reaktif ke strategi yang bisa mendeteksi dan merespons ancaman lebih cepat dari penyerang,” ujar Fetra.

Ia menambahkan bahwa teknologi seperti Agentic SIEM dan Digital Twin bukan sekadar fitur baru. Keduanya menciptakan paradigma baru yang membuat organisasi lebih tangguh dan patuh pada regulasi.

Baca Juga : Keamanan Siber 2025: Melindungi Data di Era Digital

Related posts