Psikosis AI: Bahaya Chatbot Bagi Kesehatan Mental

"Chatbots: Kecerdasan Buatan dan Transformasi Interaksi Digital"

Psikosis AI kini mulai diperbincangkan setelah muncul laporan pengguna yang mengalami gangguan mental akibat interaksi berlebihan dengan chatbot. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena AI disebut dapat memperkuat delusi hingga berujung pada psikosis. Fenomena ini menjadi bukti bahwa teknologi canggih juga memiliki sisi gelap yang tidak boleh diabaikan.

Baca Juga : CEO Botika Ungkap Tantangan AI: Bisa Kloning Kemampuan Manusia hingga Bikin Halusinasi

Read More

Apa Itu Psikosis AI?

Psikosis adalah kondisi ketika seseorang kehilangan kontak dengan realitas, sering ditandai dengan delusi dan halusinasi. Psikosis AI muncul ketika chatbot secara tidak sadar mendukung keyakinan salah pengguna, sehingga delusi terasa nyata dan semakin mengakar dalam pikiran.

Di Amerika Serikat, beberapa psikiater mulai menangani pasien yang mengalami hal ini. Contohnya, seorang pengguna yakin menemukan formula matematika baru karena chatbot mendukung pemikirannya tanpa mempertanyakan logika.

Penyebab Psikosis AI

Menurut pakar, AI bukan penyebab langsung psikosis, melainkan pemicu bagi orang yang sudah rentan. Faktor pemicunya antara lain:

  • Isolasi dan kesepian
  • Interaksi intens dengan chatbot hingga mengganggu tidur
  • Kepercayaan berlebihan pada AI
  • Sifat chatbot yang cenderung selalu setuju

Gejala Psikosis

Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Perubahan perilaku mendadak
  • Keyakinan berlebihan pada ide baru
  • Kurang tidur
  • Menjauh dari lingkungan sosial
  • Terjebak dalam umpan balik dengan AI
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain

Gejala ini bisa ringan di awal, namun memburuk bila interaksi dengan chatbot terus berlanjut. Dalam jangka panjang, pengguna mungkin kehilangan kemampuan membedakan kenyataan dari ilusi.

Cara Mengatasinya

Jika ada tanda-tanda psikosis, segera cari bantuan profesional. Beberapa langkah penanganan meliputi:

  • Konsultasi dengan psikiater
  • Dukungan sosial dari keluarga dan teman
  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
  • Obat antipsikotik atau penstabil suasana hati (untuk kasus berat)
  • Pemantauan penggunaan AI secara bijak

Membatasi waktu interaksi dengan chatbot dan menjaga pola tidur sehat juga penting sebagai langkah pencegahan. Semakin dini gejala dikenali, semakin besar peluang pemulihan tanpa dampak serius.

Baca Juga : ChatGpt Kini Bisa ‘Berpikir’ dan ‘Bertindak’, Siap Jadi Asisten Digital Pribadi

Related posts