
CEO OpenAI, Sam Altman, menyatakan dirinya merasa takut terhadap kecanggihan teknologi terbaru perusahaannya, GPT-5. Ia bahkan mengibaratkannya seperti proyek Manhattan, pengembangan senjata nuklir pertama di dunia. Meskipun demikian, pengembangan GPT-5 tetap dilanjutkan tanpa jeda.
Baca Juga : OpenAI Siap Luncurkan GPT-5 pada Agustus 2025, Seberapa Pintar?
Sam Altman Takut GPT-5, Seperti Proyek Nuklir
Dalam sebuah wawancara podcast bersama Theo Von di acara This Past Weekend, Sam Altman membagikan pengalamannya saat pertama kali berinteraksi dengan GPT-5. Ia merasa tidak nyaman dan bahkan takut, menyebut GPT-5 begitu cepat dan kuat hingga membuatnya gugup.
Menurut TechRadar, Altman mengibaratkan GPT-5 seperti menatap proyek Manhattan modern. Ini menunjukkan betapa besar kekuatan AI tersebut. Ia mengakui bahwa GPT-5 adalah teknologi yang belum sepenuhnya dipahami, namun terus dikembangkan dengan sangat cepat.
Kritik Sam Altman terhadap Regulasi AI yang Lemah
Selain membahas kecanggihan GPT-5, Altman juga menyoroti lemahnya regulasi terhadap perkembangan AI saat ini. Ia menyebut tidak ada “orang dewasa di ruangan ini”, sebuah sindiran keras terhadap kurangnya pengawasan dan kontrol terhadap teknologi AI yang terus berkembang.
Menurutnya, kecepatan evolusi AI melampaui kemampuan manusia untuk mengatur dan membatasi dampaknya. Oleh karena itu, risiko penyalahgunaan dan dampak sosial negatif bisa terjadi jika teknologi ini tidak dikembangkan secara bertanggung jawab.
Sam Altman Takut GPT-5, Jadi Otak Digital Tak Terkendali
GPT-5 dianggap sebagai lompatan besar dibandingkan GPT-4, dengan peningkatan signifikan dalam kecepatan, kecerdasan, serta kemampuannya memahami konteks dan emosi manusia. Altman menyebutnya sebagai “otak digital” yang kekuatannya belum dapat dimengerti sepenuhnya.
Pernyataan ini memicu kekhawatiran dari dalam industri teknologi itu sendiri. Para analis menilai bahwa meskipun terdengar dramatis, kekhawatiran Altman mencerminkan potensi risiko besar jika GPT-5 disalahgunakan.
Siapa yang Mengendalikan GPT-5 dan Dampaknya?
Sam Altman sebelumnya juga telah menyampaikan bahwa AI bisa “sangat salah arah” jika dikembangkan tanpa tanggung jawab. Namun di tengah kekhawatiran itu, OpenAI tetap bergerak cepat untuk menghadirkan GPT-5 ke publik.
Pertanyaannya kini bukan hanya soal apa yang bisa dilakukan GPT-5, tetapi siapa yang memegang kendali atasnya dan bagaimana dampaknya terhadap masyarakat. GPT-5 bukan sekadar alat bantu, melainkan entitas digital yang bisa memengaruhi opini publik, kebijakan, bahkan keputusan penting.
Baca Juga : OpenAI DevDay 2024: Fokus pada API