
Perpustakaan kini tak butuh banyak tangan manusia untuk mendigitalkan koleksi langka. Teknologi robotik jadi penyelamat literatur tua. Kemajuan teknologi robotik kembali mencuri perhatian dunia akademik, kali ini melalui terobosan di bidang pelestarian literatur.
Sebuah perpustakaan di Universitas Tulsa, Amerika Serikat, kini mengandalkan kecanggihan mesin pemindai otomatis bernama Treventus ScanRobot 2.0. Fungsinya yaitu digunakan untuk mendigitalkan buku-buku langka dan manuskrip berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Mengutip Popular Science, Sabtu (26/7/2025), robot buatan Austria ini dirancang khusus agar mampu memindai hingga 2.500 halaman per jam, dengan teknik yang hampir tanpa kontak langsung dengan kertas. Sistemnya menggunakan kamera berbentuk prisma, alat vakum kecil, dan semburan udara untuk membuka dan memindai halaman dengan presisi tinggi, tanpa merusak struktur aslinya.
Solusi ini dinilai sangat efisien sekaligus aman, terutama dalam mengarsipkan ribuan buku yang telah masuk domain publik. Selama puluhan tahun, proses digitalisasi buku kuno dilakukan secara manual. Para pustakawan harus memotret satu per satu halaman dengan hati-hati agar buku tidak rusak.
Baca Juga : Seperti Film Black Mirror, Hotel Jepang Ini Gunakan Robot sebagai Resepsionis
Teknologi Hampa Udara dan Sensor Halus
Meski teknologi kamera dari atas (top-down scanner) telah membantu, pekerjaan ini tetap memakan waktu dan melelahkan. Itulah sebabnya Universitas Tulsa melalui McFarlin Library memutuskan memakai bantuan robot pemindai untuk koleksi langka mereka.
ScanRobot 2.0 bekerja dengan mekanisme unik dan hampir tanpa kontak langsung. Kamera canggihnya berada dalam wadah berbentuk segitiga dan akan turun ke tengah buku, tepat di bagian margin atau “gutter”. Lubang-lubang kecil pada pelat segitiga ini kemudian mengeluarkan vakum ringan yang membuka halaman ke kiri dan kanan.
Setelah kamera memindai dua halaman sekaligus, sistem vakum berhenti dan peniup udara halus akan membalik halaman ke selanjutnya. Proses ini berulang otomatis hingga buku selesai didigitalkan. Menariknya, semua dilakukan dengan minim tekanan fisik terhadap halaman, sehingga naskah kuno tetap aman.
Meski sepenuhnya otomatis, robot ini tak bisa berjalan tanpa manusia. Dua staf pustakawan dari McFarlin Library telah menjalani pelatihan khusus selama seminggu untuk menjadi operator bersertifikat. Setiap kali robot digunakan, setidaknya satu operator harus berada di depan panel kontrol, untuk memantau kinerja mesin, mengatur ulang bila ada halaman sulit, atau menghentikan proses jika ada potensi gangguan.
Baca Juga : Review Aplikasi Rosetta Stone: Cara Efektif Belajar Bahasa Baru
64.000 Buku Siap Dipindai dan Dibagikan ke Publik
Menurut Michael Kunz, direktur departemen pustaka langka di Universitas Tulsa, ribuan buku di koleksi mereka kini sudah tak lagi terikat hak cipta dan dapat dipublikasikan secara legal.
“Penilaian kami menunjukkan sekitar 64.000 buku kami berada di domain publik dan siap untuk dipindai dan diunggah. Dan setiap tahun, akan selalu ada tambahan,” ujar Kunz dalam profil resmi universitas.
Ia menegaskan proses digitalisasi ini sangat penting untuk mendukung akses pelajar dan peneliti terhadap literatur langka tanpa risiko merusak dokumen fisik aslinya.