
Badan Inovasi Nasional (NIA) Thailand menilai Indonesia berpotensi besar menjadi pasar produk teknologi pertanian (AgTech). NIA memperkenalkan program AgTech Connect ke negara-negara ASEAN untuk mendukung startup pengembangan teknologi pertanian dari Thailand berekspansi ke pasar internasional, terutama Indonesia.
Program AgTech Connect berfokus pada startup yang mengembangkan teknologi seperti bioteknologi dan kecerdasan buatan (AI) untuk meningkatkan efisiensi pertanian, mengurangi biaya, dan meningkatkan hasil panen.
Founder Pure Plus, Nitipol Polsa, memperkenalkan solusi berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan tanah di lahan pertanian dan pengelolaan limbah.
Baca Juga: Eratani Tegaskan Komitmen Perkuat Sektor Pertanian lewat “Agritech”
Namun, saat ini degradasi lingkungan akibat perubahan iklim, kebakaran hutan, penggunaan bahan kimia, serta berbagai ulah manusia lainnya mengakibatkan penurunan populasi mikroba.
Solusi dari Pure Plus sebenarnya sederhana. Yaitu, dengan memilih mikroba yang baik, meningkatkan aktivitasnya melalui energi plasma rendah, serta mengembalikannya ke tanah untuk memulihkan kesehatan tanah.
Lalu, mikroba yang dipilih diptimalkan dengan menggunakan teknologi plasma energi rendah untuk meningkatkan aktivitas dan pertumbuhannya. Selanjutnya, dilakukan pengujian untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya sebelum produk siap digunakan. Pure Plus telah bekerja sama dengan 22 petani di Thailand yang menanam lebih dari 25 jenis tanaman.
Baca Juga: Gibran Jadi Inspektur Upacara Pemakaman Istri Wapres Ke-4 RI