Tim dosen UMY ciptakan teknologi pemilah buah otomatis berbasis AI

Yogyakarta (ANTARA) – Tim dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menciptakan alat pemilah buah berbasis AI sekaligus teknologi pemilah buah otomatis UMY untuk meningkatkan kualitas ekspor manggis.

  • Senin, 25 Agustus 2025 21:29 WIB
  •  waktu baca 2 menit
Tim dosen UMY ciptakan teknologi pemilah buah otomatis berbasis AI
Teknologi pemilah buah otomatis berbasis kecerdasan buatan karya tim dosen UMY. ANTARA/HO-UMY.

“Di pasar internasional buah manggis harus memenuhi kriteria ketat, baik ukuran maupun tingkat kematangan. Hal itu mendorong kami menghadirkan solusi berbasis teknologi agar proses pemilahan lebih efisien dan akurat,” kata dosen Prodi Teknik Informatika sekaligus Wakil Rektor UMY Bidang Mutu, Reputasi, dan Kemitraan Slamet Riyadi di Yogyakarta, Senin.

Read More

Baca Juga : Berita Teknologi

Teknologi itu, kata Slamet, menggunakan sistem “conveyor belt” yang membawa manggis ke dalam chamber.

Dua kamera di dalamnya memotret buah dari sisi atas dan samping untuk mengukur diameter serta mendeteksi tingkat kematangan dengan dukungan AI. Setelah itu, lengan pneumatik yang dipatenkan tim mendorong buah sesuai kategori ukuran.

“Setelah proses pengukuran di ‘chamber’, buah akan otomatis disortir menggunakan lengan ‘pneumatik’ yang kami patenkan. Lengan ini mendorong buah sesuai kategorinya, besar, sedang, atau kecil,” ujar Slamet.

Sementara itu, Dosen Prodi Profesi Insinyur UMY Tony Khristanto Hariadi menambahkan, sistem canggih itu bersifat fleksibel karena kriteria pemilahan dapat diprogram ulang. Ia menekankan bahwa alat pemilah buah berbasis AI ini mampu menyesuaikan parameter sesuai kebutuhan jenis buah yang akan diproses.

“Chamber bisa diatur sesuai kebutuhan. Prinsip kerjanya sama, tinggal menyesuaikan kriteria buah yang akan dipilah,” ujar dia.

Dalam uji coba laboratorium, alat tersebut menunjukkan akurasi di atas 90 persen, terutama pada pengukuran diameter buah.

Deteksi kematangan dilakukan menggunakan metode “Support Vector Machine (SVM)”, sementara ukuran diameter dihitung dengan teknologi pengolahan citra digital.

“Akurasinya cukup bagus, terutama untuk diameter sudah di atas 90 persen,” ujar Tony.

Baca Juga : Pakar UMY: 1.100 Desa Nelayan bisa wujudkan kemandirian warga pesisir

Ke depan, ia bersama tim berharap dapat melakukan uji coba lapangan untuk melihat performa alat secara lebih komprehensif, sekaligus membuka peluang produksi massal agar dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri buah dan sektor ekspor.

Related posts