
Automatic Identification System (AIS) semakin menjadi tulang punggung dalam pengawasan lalu lintas kapal, baik di tingkat global maupun nasional. Sistem berbasis pemancar gelombang VHF ini berfungsi mengirimkan informasi kapal seperti identitas, posisi, arah, dan kecepatan secara otomatis. Keberadaan AIS telah lama diwajibkan bagi kapal-kapal berukuran besar sesuai standar. Organisasi Maritim Internasional (IMO), dengan tujuan utama meningkatkan keselamatan navigasi dan mencegah terjadinya tabrakan. Di berbagai negara, pemanfaatan AIS berkembang pesat tidak hanya untuk keselamatan pelayaran, tetapi juga untuk mendukung efisiensi logistik dan keamanan maritim. Data AIS digunakan untuk memetakan kepadatan lalu lintas, memprediksi waktu kedatangan kapal, hingga mendeteksi aktivitas mencurigakan di perairan. Analisis data besar dari sinyal AIS bahkan mampu memberikan gambaran menyeluruh mengenai tren pergerakan kapal di jalur-jalur laut strategis.
BACA JUGA:Jenis Kejahatan Cyber dan Cara Pencegahannya di Era Digital
Peran AIS dalam Pengawasan Laut Indonesia
Sebagai negara kepulauan dengan jalur laut yang padat, Indonesia memerlukan sistem pengawasan yang kuat dan terintegrasi. Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengembangkan Indonesian Integrated Monitoring System on Navigation atau I-Motion. Yang berfungsi menggabungkan berbagai sumber data maritim, termasuk AIS, radar pantai, sistem komunikasi radio, Vessel Traffic Service (VTS), dan CCTV. I-Motion memungkinkan pemerintah melakukan pengawasan lalu lintas kapal secara lebih menyeluruh dalam satu platform nasional. Dengan sistem ini, pergerakan kapal yang terekam melalui AIS tidak hanya dimonitor secara lokal, tetapi juga terkoneksi dengan data nasional. Sehingga mempermudah deteksi dini dan pengambilan keputusan dalam menghadapi potensi ancaman di laut maupun pelabuhan.
Port Surveillance System TransTRACK
Mendukung visi tersebut, TransTRACK menghadirkan Port Surveillance System, sebuah solusi pengawasan pelabuhan modern yang terintegrasi langsung dengan I-Motion. Sistem ini mengkombinasikan CCTV berteknologi kecerdasan buatan (AI) dan AIS Receiver untuk menghadirkan pengawasan pelabuhan yang lebih cerdas, responsif, dan efisien. CCTV berfungsi merekam dan memantau aktivitas di area pelabuhan secara real-time, dengan kemampuan analitik untuk mendeteksi pergerakan mencurigakan atau pelanggaran zona keamanan. Sementara AIS Receiver menangkap sinyal dari kapal-kapal di sekitar pelabuhan, memberikan data akurat mengenai posisi, arah, kecepatan, dan identitas kapal. Kedua teknologi ini dikonsolidasikan dalam satu pusat kendali yang dapat diakses otoritas pelabuhan dengan antarmuka terintegrasi.
Meningkatkan Efisiensi dan Keamanan Operasional
Dengan adanya integrasi ini, pengawasan pelabuhan dapat dilakukan sepanjang waktu dengan visibilitas yang lebih tinggi. Data AIS membantu otoritas memprediksi kedatangan kapal sehingga persiapan bongkar muat dapat dilakukan lebih efisien. Di sisi lain, monitoring melalui CCTV memungkinkan deteksi dini terhadap potensi ancaman keamanan, baik dari sisi penyelundupan, pelanggaran aturan, maupun aktivitas mencurigakan lainnya. Sistem Port Surveillance TransTRACK juga mempercepat proses bersandar kapal. Informasi kedatangan yang terekam AIS memberikan dasar bagi manajemen pelabuhan untuk mengatur alur lalu lintas secara lebih terstruktur, meminimalkan waktu tunggu kapal, dan meningkatkan kapasitas layanan pelabuhan. Dengan demikian, kehadiran sistem ini tidak hanya berkontribusi pada keamanan, tetapi juga pada peningkatan produktivitas dan daya saing logistik maritim nasional.
Integrasi dengan I-Motion sebagai Nilai Strategis
Keunggulan utama Port Surveillance System TransTRACK terletak pada keterhubungannya dengan I-Motion. Hal ini menjadikan data dari pelabuhan bagian dari jaringan pengawasan nasional yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Setiap aktivitas kapal yang masuk dan keluar pelabuhan tidak hanya terpantau lokal, melainkan juga terintegrasi dalam sistem pemantauan skala nasional. Keterhubungan ini memperkuat upaya Indonesia dalam menjaga keamanan laut dan pelabuhan, sekaligus meningkatkan keandalan rantai pasok logistik maritim. Dengan basis data yang terpusat, pemerintah dan pengelola pelabuhan dapat mengambil langkah yang lebih cepat, tepat, dan terukur dalam merespons setiap kondisi di lapangan.
Transformasi Digital Maritim
Implementasi Port Surveillance System TransTRACK yang terhubung dengan AIS Receiver dan I-Motion merupakan bagian dari transformasi digital di sektor maritim Indonesia. Teknologi ini menjadi contoh bagaimana integrasi antara sistem swasta dan pemerintah dapat menghasilkan solusi yang komprehensif untuk tantangan keselamatan dan efisiensi pelabuhan.